Dukung GSMP, Pemda Muratara Bakal Lakukan Ini!
Kantor Pemkab Muratara-Foto: Hengki/palpres.com-
BACA JUGA:Kalemdiklat Polri Hadiri Penutupan Diklat Integrasi Kampus Kebangsaan TNI dan Polri
Dia menegaskan program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP), dimulai dari lahan terbatas, dan disekitar perkarangan rumah.
Sekecil apapun peluang yang dimiliki masyarakat, namun jika kelola dengan maksimal tentunya akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
"Untuk memulai bercocok tanam itu tidak mesti dari lahan yang luas, bibit yang banyak. Tapi bisa mulai dari halaman kecil di rumah atau menggunakan polibag," katanya.
Dengan memanfaatkan lahan di sekitar perkarangan rumah, paling tidak warga mampu menghasilkan untuk kebutuhan sehari hari.
BACA JUGA:Polrestabes Palembang Terjunkan 684 Personil Gabungan untuk Pengamanan Nataru
"Jadi segala sesuatu itu tidak harus dibeli dipasar. GSMP ini mengajarkan pola hidup produktif," bebernya.
Ia menyebutkan di 2023 mendatang sebagai tahun kelam. Karena sudah banyak pihak yang memprediksi akan terjadi kegelapan ekonomi.
"Kalau ada perkarangan kosong, lahan yang tidak digarap mari tanami sayuran, kalau banyak keluarga ajak bentuk kelompok tani. Hidupkan dan hijaukan lagi pertanian di Muratara, ini bisa jadi solusi resesi kedepan," jelasnya.
Muhammad iksan (52) petani budi daya bawang merah di desa Sungai Kijang, Kecamatan Rawas Ulu mengaku awalnya dia tidak percaya budi daya bawang merah bisa menghasilkan pundi pundi rupiah, karena budi daya bawang merah yang diketahui di daerah tropis.
BACA JUGA:Manfaatkan Layanan Pengaduan Banpol untuk Melaporkan Peredaran Narkoba
Ia menjelaskan, namun setelah ada bantuan bibit dari pemerintah daerah yang menjalin kerjasama dengan PT Sifef group dalam kerjasama program community development, tanah di kelolah dengan baik. Dia mengaku cukup puas setelah melakukan Budidaya bawang Merah.
"Saya cuma punya 15 galangan, ditanam di luas area 0,25 hektar. Dalam waktu 59 hari sudah panen, hasil kotornya Rp. 23 juta setelah di potong biaya pupuk dan bibit, untung bersihnya Rp15 juta sekali panen,"katanya.
Lanjutnya, karena sudah kelihatan hasilnya, kami berharap ada bantuan lainnya dari pemerintah untuk mengolah lahan karena selama ini, pengelolaan masih manual. Seperti alsintan, bisa juga peralatan yang lainnya sesuai dengan kebutuhan petani bawang,"pungkasnya. SIS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: