Citraland
Honda

12 Lokasi yang Pernah disinggahi Serunting Sakti Alias Si Pahit Lidah

12 Lokasi yang Pernah disinggahi Serunting Sakti Alias Si Pahit Lidah

Asal Usul Puyang Serunting Sakti Alias Si Pahit Lidah--doc palpres.com

BACA JUGA:Konsumsi BBM Jelang Libur Nataru Diprediksi Naik, Siapkan 16 SPBU Kantong di Titik Jalur Mudik dan Area Wisata

Si Mata Empat senang, dan merasa puas. Ia bisa membuktikan pada semua orang, dirinyalah yang lebih sakti dari si Pahit Lidah.

Namun rasa ingin tahunya muncul, mengapa lawannya itu mendapat julukan si Pahit Lidah? Benarkah lidahnya memang pahit? Lalu karena penasaran, ia cucukkan jarinya ke dalam mulut si pahit lidah yang sudah mati itu. Setelah itu, dijilatnya jarinya sendiri yang sudah terkena liur di Pahit Lidah.

Ternyata, rasanya pahit sekali. Rasanya lebih pahit dari akar empedu. Rupanya itu racun yang mematikan. Si Mata Empat pun mengerang-erang kesakitan memegangi tenggorokannya. Tapi apa mau dikata. Racun tersebut telah menjalar ke seluruh tubuhnya. Dan seketika itu juga tubuhnya membiru.

Maka si Mata Empat pun juga tewas di tempat yang sama. Akibat terlalu sombong dan angkuh. Merasa dirinya paling hebat di dunia ini, padahal masih ada yang lebih hebat sejagat raya ini yaitu Allah SWT.

BACA JUGA:Rekomendasi 7 Tempat Wisata di Bandung, Cocok Untuk Liburan Akhir Tahun

Kedua jawara ini lalu dimakamkan oleh penduduk setempat di tepi Danau Ranau yang menjadi saksi sejarah pertarungan antara si Pahit Lidah dan si Mata Empat.

Menurut juru kunci kuburan, H Haskia, di sini terdapat dua buah batu besar. Satu batu telungkup diyakini sebagai makam Si Pahit Lidah dan satu batu berdiri sebagai makam Si Mata Empat.

Makam keduanya terletak di kebun warga Sukabanjar bernama Maimunah. Untuk menuju ke lokasi, selain naik perahu motor dari Lombok, bisa juga dengan berkendaraan.

Batu Lesung Bintang merupakan peninggalan sejarah dari Marga Bindung Langit Lawang Kulon sebagai asal mula Baturaja. Ada beberapa peninggalan sejarah sebagai bagian dari BatuLesung Bintang ini, antara lain batu berukir (berbentuk sandi & peta wilayah) dan batu berbentuk tapak kaki.

BACA JUGA:7 Tempat Wisata Budaya Populer di Palembang

4. Batu Macan

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Sepertinya pribahasa ini cocok digunakan sebagai ungkapan bahwa di mana pun kita berada harus menaati peraturan-peraturan yang telah diterapkan masyarakat sekitar tempat kita tinggal. Begitu juga dengan Batu Macan. Objek wisata yang tak hanya bernilai seni tapi juga sarat makna dan pesan.

Batu Macan tepatnya adalah simbol yang diyakini masyarakat sebagai wujud nyata paraturan adat (perdat) yang harus dipatuhi. Diperkirakan, Batu Macan yang terdapat di Desa Pagar Alam Kecamatan Pulau Pinang Kabupaten Lahat ini, sudah ada sejak zaman Majapahit pada abad 14 lalu.

Sebagai simbol, Batu Macan ini merupakan bentuk penjagaan atau pagar terhadap perzinahan dan pertumpahan darah dari empat daerah, yakni Pagar Gunung, Gumay Ulu, Gumay Lembah, dan daerah Gumay Talang.

BACA JUGA:Mengenal Tarian Tradisional Khas Kabupaten Musi Banyuasin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: