Prakiraan Cuaca Sumsel Minggu 1 Januari 2023: Hujan Petir di Lahat, Lubuk Linggau dan Muaradua
Prakiraan Cuaca Senin 2 Januari 2023 di Sumatera Selatan-Ilustrasi Jawapos-Fajar.co.id
PALEMBANG, PALPRES.COM - Cuaca di beberapa Wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) seperti Lahat, Lubuk Linggau, dan Muaradua diperkirakan berpotensi akan diguyur hujan petir pada siang hingga malam hari.
Hal ini berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terkait cuaca di Sumatera Selatan, Minggu 1 Januari 2023.
“Waspada potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat pada siang–malam hari di wilayah Banyuasin, Empat Lawang, Lahat, Lubuk Linggau, Muara Enim, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Ogan Ilir, OKI, OKU, OKU Timur, OKU Selatan dan Prabumulih,” tulis BMKG yang dikutip Palpres.com dilaman resminya.
BMKG juga memprakirakan cuaca di sebagian wilayah Sumsel ada yang hujan sedang seperti di Baturaja, Martapura, Muara Enim, sekayu pada siang hari dan hujan ringan di daerah Talang Ubi, Prabumulih, Pagaralam, dan Musirawas.
Sedangkan pada dini hari di seluruh daerah Sumatera Selatan mengalami kabut, kecuali Lubuk Linggau hujan ringan.
Adapun, suhu di wilayah Sumsel pada hari ini diperkirakan berkisar 18 hingga 31 derajat Celcius, sedangkan kelembapan berkisar 65 hingga 100 persen.
Diberitakan sebelumnya, BMKG memprediksi akan terjadi hujan sedang hingga sangat lebat di sebagian wilayah di Indonesia pada perayaan tahun baru.
Prakiraan cuaca ini tentu saja mengingatkan kita agar tetap waspada saat merayakan pergantian malam tahun baru.
BACA JUGA:20 Provinsi Ini Berpotensi Hujan Sedang Hingga Sangat Lebat Saat Pergantian Malam Tahun Baru 2023
Terlebih BMKG memberikan peringatan kepada nelayan, kapal tongkang dan kapal ferry terhadap gelombang tinggi hingga 4 meter di wilayah Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan Banten, dan Samudera Hindia Selatan Banten.
Berikut ini 20 provinsi ini berpotensi hujan saat pergantian malam tahun baru 2023.
Melansir dari bmkg.go.id, potensi hujan dengan intensitas signifikan berlaku pada periode tanggal 25 Desember 2022 hingga 01 Januari 2023.
Beberapa wilayah yang perlu diwaspadai yakni sebagai berikut: Potensi Hujan Lebat hingga Sangat Lebat di wilayah:
BACA JUGA:Selain Rebahin dan Lk21, Ini 7 Link Nonton Film Streaming Secara Gratis!
1. Banten
2. Jawa Barat
3. Jawa Tengah
4. Yogyakarta
5. Jawa Timur
6. Bali
7. NTB
8. NTT
9. Sulawesi Selatan
10. Sulawesi Tenggara
11. Maluku
BACA JUGA:Sudah Terbukti! Cuma Dengerin Musik Dapat Saldo DANA Gratis Rp50 Ribu Langsung Cair Setiap Harinya
Wilayah yang berpotensi mengalami Hujan Sedang hingga Lebat di wilayah:
12. Aceh
13. Lampung
14. Sumatera Selatan
15. DKI Jakarta
16. Kalimantan Tengah
17. Kalimantan Selatan
18. Maluku Utara
19. Papua Barat
20. Papua
BACA JUGA:Ingin Dapat Saldo DANA Gratis Rp500 Ribu Ngalir Tiap Hari, Kuy Cobain!
Kepala BMKG, Dwikorita dalam keterangan resminya mengatakan peningkatan curah hujan selama periode Natal dan Tahun Baru 2023 diakibatkan sejumlah dinamika atmosfer.
Diantaranya, peningkatan aktifitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.
Selain itu, meningkatnya intensitas seruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan.
Kecepatan angin ini juga bisa meningkatkan potensi awan hujan di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.
BACA JUGA:Alhamdulilah, Berkah Akhir Tahun Dapat Saldo DANA Gratis Langsung Cair Rp800 Ribu dari Pemerintah
Dinamika atmosfer lainnya yaitu adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif.
Hal ini berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya.
"Dan yang keempat, terpantaunya beberapa aktifitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial,” jelasnya.
Kondisi tersebut berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur.
Dia menambahkan, selain hujan lebat kompleksnya dinamika atmosfer berpotensi mengakibatkan gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia pada periode tanggal 21 - 27 Desember 2022.
Adapun wilayah perairan Indonesia yang perlu diwaspadai adalah:
1. Kategori Tinggi Gelombang 2.5 - 4.0 meter:Terjadi di Selat Malaka Bagian Utara, Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Aceh, Perairan Barat Nias, Perairan Kep. Mentawai, Perairan Barat Enggano Hingga Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatera.
Selat Sunda, Perairan Selatan Jawa Hingga Ntb, Samudra Hindia Selatan Banten, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur Hingga Ntb, Perairan Anambas - Natuna, Perairan Subi - Serasan, Laut Jawa Bagian Tengah Dan Timur.
BACA JUGA:Hanya Ada di Negara Ini, Pasangan Suami istri Jabat Presiden dan Wapres
Laut Sulawesi Bagain Tengah Dan Timur, Perairan Utara Sulawesi, Perairan Kep. Sitaro Bagian Barat, Perairan Kep. Sangihe Dan Talaud, Samudra Pasifik Utara Halmahera Hingga Papua Barat.
2. Kategori Tinggi Gelombang 4.0 - 6.0 meter: Laut Natuna Utara, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat dan Tengah.
Dengan adanya prakiraan cuaca tersebut, Dwikorita meminta masyarakat untuk terus memonitor informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG.
Menurutnya, risiko terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi sangat besar terjadi.
BACA JUGA:Resep Sayur Terong Bisa Jadi Masakan Lezat dan Enak, Mari Kita Coba
"Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan dalam menghadapi risiko terjadinya bencana hidrometeorologi. Dahan dan ranting pohon yang rapuh harus dipangkas serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang," ujarnya.
Pemerintah Daerah, kata Dwikorita, perlu lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.
Selain itu, Pemerintah Daerah juga harus memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
"Perlu juga digencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi," imbuhnya.
Sementara itu, lanjut Dwikorita, bagi penyedia transportasi penyeberangan dan masyarakat pengguna perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: