Honda

Mengenal Lebih Dekat Kabupaten Musi Banyuasin dengan Motto Serasan Sekate

Mengenal Lebih Dekat Kabupaten Musi Banyuasin dengan Motto Serasan Sekate

Tugu Bundaran Kota Sekayu, salah satu landmarknya Musi Banyuasin--Ig: @iyansetianta

MUBA, PALPRES.COM – Kabupaten Musi Banyuasin merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Selatan yang dilintasi oleh Sungai Musi yang dikenal dengan motto Serasan Sekate.

Serasan Sekate artinya seiya sekata yang menggambarkan bahwa masyarakat Musi Banyuasin selalu mengutamakan kerukunan dan tetap memegang teguh azas musyawarah untuk mufakat yang dijiwai semangat gotong royong.

Kabupaten dengan ibu kota Sekayu ini memiliki semboyan pembangunan Kota Randik (Rapi, Aman, Damai, Indah, dan Kenangan).

Kehidupan sosial di Kabupaten Musi Banyuasin diwarnai oleh beragam suku masyarakat yang tinggal tersebar di sebelas kecamatan. Mayoritas masyarakat Musi Banyuasin beragama Islam dan sebagian kecil beragama Kristen dan Hindu.

BACA JUGA:14 Tempat Wisata Terpopuler di Kabupaten Musi Banyuasin, Gaskeun Kuy

Dalam kehidupan sehari-hari, daerah Bumi Serasan Sekate ini menggunakan bahasa Musi sebagai sarana komunikasinya. bahasa Musi termasuk rumpun bahasa Malayu yang mempunyai ciri-ciri menggunakan bunyi huruf e pada akhir kata, misalnya “kemana menjadi kemane”.

Suku Musi terkonsentrasi di sepanjang Aliran Sungai Musi, Sungai Batalke (Batang Hari Leko) dan Sungai Keruh diwilayah Kabupaten Musi Banyuasin, sebagian Kabupaten Musi Rawas, sebagian Kabupaten Banyuasin dan Sebagian Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir Provinsi Sumatera Selatan.

Bahasa Rumpun Melayik, Dialek E Taling (seperti Betawi), seperti Ape, Dimane, Kemane Dll.

Huruf (R) ditengah kata, pengucapannya seperti huruf Ghin dalam Aksara Arab, seperti Beghas: Beras, Deghas: Deras, Keghas: Keras dan lainnya.

BACA JUGA:Dikenal Dengan Slogan ‘Mati Dem Asal Ngetop’ Ini Dia Bahasa dan Suku Musi Banyuasin

Vokal AR, IR, UR diujung kata, pengucapannya O, seperti Ayo: Air, Ako: Akar, Bibo: Bibir, Anyo: Anyir, Tuko: Tukar, Tiko: Tikar, Sangko: Sangkar, Ampo: Hampar, Jolo: Julur, Jemo: Jemur, Kapo: Kapur dan lain sebagainya.

Huruf (R) diujung kata, berasal dari serapan Bahasa Asing pengucapannya tetap (R) seperti Sopir tetap Sopir dan lain-lain.

Awalan Ba, Ta, Ma merupakan awalan untuk Ber, Ter, Me/Mem/Meng/Mer, seperti: Berkata: Bakate, Betemu: Bertemu, Batedu: Berteduh, Bapunam: Berputar, Tatido: Tertidur, Takaliling: Terkeliling, Takajajai: Terjaga, Maduke: Mempertemukan, Maghak: Mendekat, Melintang: Malang, Malak: Membosankan, Malengos: Membuang Muka, Mampe: Memangku, Mandang: Meghormati dan lainnya.

Pemimpin tradisional disebut PUYANG. Istilah Puyang ini adalah paket lengkap, sebagai pemimpin pemerintahan, pemimpin agama, pemimpin adat, pemimpin petughan (Juray/Beroyot).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: