Honda

Jelang Imlek 2023, Ini Makna dan Sejarah Tahun Baru Cina

Jelang Imlek 2023, Ini Makna dan Sejarah Tahun Baru Cina

Tahun baru Imlek 2023 jatuh pada Ahad nanti, sehingga cuti bersama jatuh pada Senin 23 Janauri 2023. Asyik long weekend nih--

JAKARTA, PALPRES.COM – Tahun Baru Imlek 2023 sudah dekat. 

Imlek 2023 akan jatuh pada 22 Januari.

Inilah makna dan sejarah tahun baru Imlek. 

Tahun Baru Imlek 2574 merupakan momen paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat Tionghoa.

BACA JUGA:Kapan Tahun Baru Imlek 2023? Cek Tanggal dan Hari Cuti Bersamanya

Inilah momentum untuk memanjatkan berbagai harapan.

Dalam kalender China, tahun ini 2574 Kongzili merupakan tahun kelinci, khususnya kelinci air.

Dalam budaya Tionghoa, kelinci merupakan simbol dari umur panjang, kedamaian, dan kemakmuran.

Maka, Tahun 2023 diprediksi menjadi tahun harapan.

BACA JUGA:Beroperasi Ramadan 2023, Tol Indralaya-Prabumulih Ditempuh 1 Jam Lebih Sedikit Kecepatan 80 KM/Jam

Dalam astrologi China, kelinci adalah shio keempat setelah shio Tikus, Kerbau, dan Macan.

Mereka yang termasuk shio kelinci adalah orang-orang yang lahir pada tahun 2003, 2011, 1999, 1987, 1975, 1963, 1951, 1939, 1927, dan seterusnya.

Diyakini orang yang lahir di tahun kelinci memiliki sifat waspada, jenaka, berpikiran cepat, dan cerdik.

 

Sejarah Imlek

Awal mula berlangsungnya Imlek atau Tahun Baru China diyakini terjadi pada zaman Dinasti Shang pada 1600-1046 sebelum masehi (SM), sekitar 3500 tahun lalu.

Orang-orang pada zaman itu mengadakan upacara pengorbanan sebagai bentuk menghormati dewa dan leluhur, yang dilakukan setiap awal serta akhir tahun.

Momentum tersebut juga menjadi ritual untuk mempersembahkan korban kepada leluhur atau dewa, sekaligus menyembah alam sambil memberkati hasil panen pada pergantian tahun.

Masih berlatar era Dinasti Shang, sejarah Imlek turut diwarnai cerita legenda terkait serangan monster bernama Nian.

Nian digambarkan berupa monster kejam bergigi taring, pemakan hewan ternak, hasil bumi, sampai manusia. 

Sosok Nian juga dianggap seperti 'monster tahunan' yang selalu menyerang kehidupan manusia setiap malam tahun baru.

Salah satu cara mencegah serangan Nian yang menghancurkan harta benda, warga rela menghidangkan beberapa makanan di setiap pintu rumah untuk Nian.

Konon, menurut nasihat leluhur, monster Nian takut suara keras (petasan) dan hal-hal berwarna merah.

Itu sebabnya, orang-orang memasang lentera merah dan gulungan kertas merah di setiap jendela, serta pintu rumah untuk mencegah Nian masuk.

Selain itu ada juga petasan di perayaan Imlek.

Petasan diyakini untuk menakut-nakuti Nian, agar tidak pernah muncul lagi.

 

Era Dinasti Han sampai Sekarang

Perayaan Imlek semakin populer di era Dinasti Han pada 202 SM - 220 M. 

Salah satu tradisi yang paling dikenal kala itu, membakar bambu untuk membuat suara retakan yang keras.

Di tahun ini juga, Dinasti Han menetapkan tanggal Tahun Baru China atau Festival Musim Semi berdasarkan kalender Lunar Tiongkok.

Rangkaian festival Imlek mulai bervariasi, khususnya ketika memasuki era Dinasti Wei dan Jin (220-420). 

Tidak hanya upacara pengorbanan pada leluhur, ada juga ritual membersihkan rumah, makan bersama, sampai acara hiburan.

Di era Dinasti Tang, ekonomi negara kian makmur.

Makin meriahlah perayaan Tahun Baru Imlek. 

Itu bertahan dari era Dinasti Tang hingga Qing.

Ada tambahan ritual dalam perayaan Imlek di era Dinasti Tang. 

Di antaranya perayaan petasan, pertunjukan lampion, pameran kuil, hingga mengunjungi sanak saudara.

Festival Musim Semi ini perlahan mulai mengikuti zaman menjadi lebih modern tapi tetap religius. 

Perbedaannya ada pada kegiatan pendukung yang lebih menghibur.

Di masa sekarang, selain beribadah, umat Tionghoa berlomba-lomba mendekor hunian mereka dengan segala macam ornamen khas Imlek sehingga semakin berwarna.

Demikian rangkaian sejarah Imlek dari zaman ke zaman yang diperingati sebagai perayaan Tahun Baru Cina. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: