Kota Pagaralam Untuk Urusan Kasus Stunting Terendah Lho se-Sumsel, Cek Fakta Sebenarnya
Data stunting Provinsi Sumatera Selatan.-Istimewa-
PAGARALAM,PALPRES.COM- Prestasi dilakukan Pemkot Pagaralam dalam menangani kasus stunting.
Ini terbukti, dari data rilis Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Prevalensi Balita Sunted untuk kabupaten maupun kota di Sumatera Selatan.
Kota Pagaralam jumlah kasus terendah di angka 11,6 persen. Sedangkan di tingkat terendah kedua ialah Kota Lubuk Linggau, dengan capaian angka stunting 11,7 persen.
Untuk angka stunting tertinggi di Sumsel, berada di wilayah Kabupaten Musi Rawas, dengan angka capaian tingkat stuntingnya 25,4 persen, disusul Kabupaten Ogan Ilir sebesar 24,9 persen.
Kepala DP2KBP3A Kota Pagar Alam, Paber Napitupulu menuturkan, hasil SSGI untuk Prevalensi Stunting tahun 2022 sudah keluar. Kota Pagar Alam prevalensinya turun dari 15,5 persen menjadi 11,6 persen.
BACA JUGA:SELAMAT! Pemilik BPJS Kesehatan Tipe KK Ini Bisa Dapat Bansos BPNT Rp200.000 Januari 2023
“Ini telah melampaui target Nasional, yakni 14 persen di tahun 2024 mendatang. Mudah-mudahan atas kerjasama seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), PKK, masyarakat, seluruh kader dan dukungan Walikota Pagar Alam semoga kedepan angka ini bisa terus kita turunkan semaksimal mungkin,” harapnya.
Walikota Pagar Alam Alpian Maskoni, merasa sangat bersyukur, karena kerja keras yang dilakukan seluruh pihak, bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan bersama.
“Alhamdulillah, angka stunting di Pagar Alam, kembali mengalami penurunan dan menjadi yang terendah di Sumsel,” ujarnya.
Capain yang diraih Pemkot Pagar Alam ini, kata Alpian, tentu tak terlepas dari kerja keras semua pihak. Kendati mengalami penurunan, upaya-upaya untuk menekan angka stunting di Kota Pagar Alam ini, akan terus digalakkan dengan melibatkan seluruh perangkat terkait.
BACA JUGA:Koin Jadul Rp1.000 Gambar Kelapa Sawit Dihargai Rp100 Juta? Ini 5 Cara Jualnya
“Ini semua, tentu berkat kerja semua pihak. Dan kita pun harus terus menekan angka stunting ini, serta sebisa mungkin untuk terus menurunkan angka stunting. Kalau bisa penurunan angka stunting itu, bisa di angka satu digit,” jelasnya.
Sementara secara nasional Presiden Republik Indonesia Joko Widodo membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting tahun 2023 di Auditorium BKKBN Pusat, Jakarta (25/01/2023) lalu.
Dalam Rakernas ini juga diumumkan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 Prevalensi stunting di Indonesia pada 2022 berada pada angka 21,6 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: