Honda

Miris! Gedung Peninggalan Belanda di Palembang Terbengkalai, Kaca hingga Kusennya Raib

Miris! Gedung Peninggalan Belanda di Palembang Terbengkalai, Kaca hingga Kusennya Raib

Budayawan Palembang Vebri Al Lintani dan Kondisi Gedung Balai Pertemuan peninggalan Belanda yang kondisinya kini terbengkalai-Dudy Oskandar-palpres.com

PALEMBANG, PALPRES.COM – Salah satu bangunan peninggalan masa Kolonial Belanda di Palembang yang dikenal sebagai Gedung Balai Pertemuan, kondisinya kini amat memperihatinkan.

Bangunan dengan gaya arsitektur “art deco” tersebut kosong tak terawat, dengan kondisi banyak barang yang hilang, mulai dari pagar, kaca, kusen dan benda lain diduga dijarah orang  tak bertanggung jawab.

Budayawan Palembang Vebri Al Lintani mengaku miris dengan kondisi Balai Pertemuan sekarang.

Menurut Vebri, diketahui sebelumnya Balai Pertemuan ini dikelola pihak swasta dengan sistem BOT.

BACA JUGA:Kabar Gembira, Pendaftaran Kartu Prakerja Telah Dibuka, Ada Dana Manfaat Rp4.200.000

Namun setelah itu, terkesan Balai Pertemuan dibiarkan saja kosong dan  tak terurus.

“Padahal posisinya dekat Kantor Wali Kota Palembang, sehingga terkesan seperti adanya pembiaran.

Menurut saya pembiaran gedung dalam pengawasan Wali Kota dihancurkan, rusak parah dan tinggal kerangka, adalah pelanggaran undang-undang,” tegas Vebri, Selasa, 7 Februari 2023.

Oleh karena itu, menurut Vebri, mereka mempertimbangkan akan melaporkan masalah itu ke Kepolisian karena adanya dugaan pembiaran kerusakan gedung Balai Pertemuan.

BACA JUGA:Daftar Akun Kartu Prakerja 2023, Alamat Harus Terdaftar di Dukcapil Agar Dapat Dana Manfaat Rp4.200.000

Dijelaskan mantan Ketua Dewan Kesenian Palembang ini, dahulu kawasan tersebut dikenal dengan Societiet.

“Dibangun di zaman Keresidenan Palembang pada 1928, terletak di sebelah barat Benteng Kuto Besak, tepatnya di Jalan Sekanak, Kecamatan Bukit Kecil. 

Dalam kawasan societeit ini terdapat 3 gedung, 2 gedung ada diantara Jalan Sekanak dan Jalan Bari.

Gedung utama menghadap ke Jalan Sekanak, sedangkan gedung kedua menghadap Jalan Bari. 

BACA JUGA:Dijamin Lolos Kartu Prakerja dan Dapat Dana Insentif Rp4.200.000, Begini 6 Caranya!

Gedung utama saat ini dikenal dengan Balai Prajurit atau disebut juga dengan Rumah Bola, digunakan sebagai gedung pertunjukan (Schouw Burg) oleh Belanda.

Di gedung itu, lanjutnya, kerap digelar kegiatan pesta dansa oleh Belanda. 

Lalu di zaman Belanda sempat dijadikan Bioskop Luxor (1928), dan berubah menjadi bioskop Mustika (1970) di masa kemerdekaan. 

“Di belakangnya, terdapat bangunan yang sekarang menjadi Sekretariat Himpunan Putera Puteri Keluarga Angakatan Darat (HIPAKAD). 

BACA JUGA:Cek e- KTP! 9 Tipe KK Ini Bisa Dapat Dana BLT Balita, Ibu Hamil, dan Lansia Rp750.000

Sedang gedung yang menghadap Sungai Musi atau Jalan Sultan Mahmud Badaruddin II, sekarang dikenal sebagai Balai Pertemuan atau Gedung Pamong Praja. 

“Kedua gedung ini dibangun dengan gaya arsitektur “art deco”,” ujar Vebri.

Sedangkan Qusoi, Sekretaris Dewan Kesenian Palembang, berharap Wali Kota Palembang memberikan Balai Pertemuan ini untuk seniman dan budayawan  melalui Dewan Kesenian Palembang (DKP).

Apalagi di Palembang belum ada Gedung Kesenian, sehingga Balai Pertemuan layak dijadikan tempat para seniman untuk berekspresi.

BACA JUGA:5 Kriteria Ini Dipenuhi, Pemilik KIS dan e-KTP Bisa Dapat BLT Dana Sembako Rp600.000, Cek Caranya!

 “Di akhir masa jabatan Wali Kota Palembang ini tolong perhatikanlah para seniman  Palembang, dimana tempat kami berekspresi.

Tidak mungkin kami manggung di cafe dan di hotel terus, sedangkan disini (Balai Pertemuan) bisa dimanfaatkan sebagai tempat UMKM, bisa jadi tempat acara teater, tari, puisi dan lain-lain,” tukasnya. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com