Honda

Wujud Kearifan Lokal, Yuk Lestarikan Sastra Tutur Masyarakat Sumsel

Wujud Kearifan Lokal, Yuk Lestarikan Sastra Tutur Masyarakat Sumsel

Kepala Museum Negeri Sumsel melakukan sosialisasi dan penghimpunan sastra tutur di Bumi Sriwijaya yang merupakan bentuk kearifan lokal-PALPRES.COM-

LUBUK LINGGAU, PALPRES.COM - Museum Negeri Sumatera Selatan (Sumsel) bersama Taman Budaya menggelar sosialisasi dan penghimpunan sastra tutur yang ada di Bumi Sriwijaya. 

Salah satu seni budaya asli masyarakat Sumsel berbasis kearifan lokal tersebut memiliki nilai-nilai historis dan bermuatan nasihat-nasihat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat setempat.

"Ya, hari ini kami mengunjungi Kota Lubuk Linggau, Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Musi Rawas Utara untuk melihat dan mendapatkan sastra tutur yang ada disini.

Ini juga salah satu bentuk sosialisasi kepada masyarakat supaya sastra tutur tetap hidup dan berkembang secara turun temurun," ujar Kepala Museum Negeri Sumsel, H Chandra Amprayadi, Selasa, 11 April 2023.

BACA JUGA:Beli Mobil di TAG Bisa Umroh Gratis, Begini Syarat dan Ketentuannya

Kedepan, Chandra berharap sastra tutur terus dilestarikan di tengah masyarakat, khususnya kalangan pemuda dan pelajar.

"Harapankan kita dengan mendatangi langsung para penutur sastra tutur di tiga kabupaten/kota ini, dapat menjadi pendorong pelestarian kearifan lokal berupa sastra tutur di masyarakat, terlebih pada para generasi muda," harapnya.

Sementara itu Azman Zainuri, salah seorang seniman Kota Lubuk Linggau dan pemerhati seni budaya menyambut baik sosialisasi yang dilakukan oleh Museum Negeri Sumsel dan Taman Budaya untuk mengangkat kembali sastra tutur.

"Ini sangat bagus sekali, karena memancing supaya sastra tutur lestari dan didapat diterapkan secara turun temurun.

BACA JUGA:Wawako Lubuk Linggau Ajak Umat Muslim Cinta Al-Qur'an

Sastra tutur jangan sampai hilang, dapat mengcover sisi buruk dari kemajuan teknologi," ungkapnya.

Selain itu menurut Azman, kegiatan sosialisasi sastra tutur sebagai langkah untuk mengetahui sejauh mana satra tutur yang ada di Kota Lubuk Linggau dan kesenian kesenian lama.

"Ciri khas dalam Satra tutur biasanya ada puisi-puisi daerah dalam bentuk redui, senjang, rejung dan lain sebagainya," bebernya. 

Dia menuturkan, geliat sastra tutur di kalangan masyarakat semakin bagus sejak Kota Lubuk Linggau memisahkan diri dari Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2001 dan adanya perlombaan sastra tutur cerita lama dan pendek yang diadakan pada festival Sriwijaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: