Honda

Kata Orang Pintar, Pencarian Jangan Dilakukan Sebelum Pukul 00.00 WIB

Kata Orang Pintar, Pencarian Jangan Dilakukan Sebelum Pukul 00.00 WIB

Suasana di lokasi warga tenggelam di Sungai Kelekar, Ogan Ilir-Wijdan-palpres.com

INDRALAYA PALPRES.COM - Wallahualam, benar apa tidak, masyarakat setempat mendapat wejangan dari sesepuh warga setempat yang saat ini tinggal di Pulau Jawa terkait adanya orang tenggelam di Sungai Kelekar, Ogan Ilir.

Menurut sang orang pintar, pencarian tidak dilakukan dibawah pukul 00.00 WIB.

"Tadi kita koordinasikan sama sesepuh disini (warga Kelurahan Indralaya Raya red) yang ada di Jawa, kita telpon. 

Nah, dia kasih saran agar jangan ada yang melakukan pencarian hingga pukul 12 malam," ujar Herman, warga setempat.

BACA JUGA:Ini yang Ditakutkan Tim Pencari Warga Tenggelam di Sungai Kelekar

Kenapa? Dijelaskannya, jika dilakukan di dibawa pukul 00.00 WIB bisa memakan korban lainnya. 

"Istilahnya tu, sekarang penghuni didalam air itu makhluk halus, lagi senang-senangnya sama korban, jangan diganggu, nanti yang melakukan pencarian bisa kena imbas," tuturnya.

"Yang pasti makhluk itu saat ini belum mau melepaskan jasad korban. Nanti, Insya Allah diatas pukul 00.00 Wib, jasad korban baru akan dilepaskan, baru boleh melanjutkan pencarian, ini sarannya tadi," ujarnya.

Sebelumnya, berbagai asumsi keluar dari mulut ke mulut warga setempat, bahwa lokasi korban tenggelam seorang pekerja proyek pemasangan instalasi pipa PDAM Tirta Ogan, Kabupaten Ogan Ilir ada penghuni sungai yang marah.

BACA JUGA:Pekerja Pemasang Pipa PDAM Tirta Ogan Jatuh ke Sungai Kelekar, Basarnas Lakukan Pencarian

Pasalnya, pihak pekerja proyek saat melakukan pengerjaan atau mengawali pengerjaan tidak sowen atau izin terlebih dahulu kepada penghuni didalam sungai 

"Ya paling tidak baca Yasin dan memanjatkan doa, minta keselamatan saat pengerjaan sampai selesai, bahasa kita tu permisi dengan penghuni sungai ini," ungkapnya Beni, warga Indralya Raya, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir ini.

Menurutnya dalam sungai ini mungkin ada kehidupan lain juga, ada penghuninya. 

"Ada penghuninya bahasa kita itu, kita saja, jika lingkungan kita diganggu marah tidak, pasti marah kan, nah begitu juga kehidupan di air sungai ini, kira-kira begitu," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com