Citraland
Honda

Ini 7 Permainan Tradisonal Yang Sering Dilombakan di Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya

Ini 7 Permainan Tradisonal Yang Sering Dilombakan di Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya

Lomba permainan congklak di Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya--

Lubuklinggau, Palpres.com- Dalam rangka melestarikan permainan tradisional dan seni budaya lokal, Museum Negeri Sumatera Selatan (Sumsel) melalui Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sering melakukan perlombaan permainan tradisional, biasanya pelaksaan lomba tersebut pada bulan Agustus dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan Republik Indoesia.

Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel, H. Chandra Amparyadi melalui Kepala Unit Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya, Eva Kusmalwati belum lama ini mengungkapkan, adapun lomba permaian tradisional yang biasa diperlombakan untuk pelajar SMP dan SMA sederajat, yaitu, bakiak, enggrang batok, congklak, balap ban, yeye karet, cak engkleng dan gobak sodor.

Pada saat pelaksaan lomba sebelumnya, ratusan siswa SMP dan SMA sederajat diwilayah Kota Lubuklinggau, Kabupaten Musi Rawas (Mura) dan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara)mengikuti lomba permainan tradisional dan tari kreasi tradisional yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel Melalui UPTD Museum Negeri Sumsel, yang dilaksanakan di Museum Perjuangan Garuda Sriwijaya Subkoss, Kota Lubuklinggau. 

Sementara untuk lomba tari kreasi tradisional ada 18 sanggar berasal dari Lubuklinggau, Musi Rawas, Muratara, Muba, OkU Selatan, Empat Lawang dan Lahat yang memastikan diri ikut lomba tari kreasi tradisional, dengan tema besar tari yang dibawahkan adalah "Akulah Sriwijaya,".

BACA JUGA:6 Perbedaan Kurban dan Aqiqah Yang Wajib Anda Diketahui

"Lomba permainan tradisional dan tari menjadi agenda rutin diadakan setiap tahun di Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya, Insya Allah tahun ini akan kita adakan lagi, jadi silahkan persiapan anak muridnya," kata Eva

Dia menuturkan, permainan tradisional memilik banyak manfaat dalam tumbuh kembang pembentukan karakter anak-anak, diantaranya seperti membangun rasa percaya diri, melatih konsentrasi dan ketangkasan anggota badan, menyambung persahabatan, mengajari cara bekerja sama dengan orang lain, dan mengubah hal-hal sederhana menjadi hal yang menyenangkan. "Permainan tradisional juga dapat menghilangkan rasa bosan," tukasnya.

Selain itu, tujuannya dapat melahirkan kader-kader penerus bangsa berdaya intelektual tinggi serta mengetahui wawasan dan pengetahuan sejarah, kebudayaan dan pariwisata lokal maupun nusantara. Kemudian menciptakan pribadi-pribadi yang mampu menghadapi era globalisasi bermental kompetitif dan berorientasi ilmiah serta berpandangan jauh kedepan.

"Menumbuhkan kecintaan generasi muda kepada kebudayaan dan peninggalan bersejarah, mengenalkan lagi koleksi museum, mengenalkan dan melestarikan permainan tradisional dan melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional," pungkasnya.

BACA JUGA:Tampang Pinus Bristlecone, Pohon Tertua di Dunia, Berusia 5.000 Tahun

Kegiatan serupa juga baru-baru ini dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Lubuklinggau menggelar lomba seni budaya dan permainan tradisional bagi pelajar SMP, SMA sederajat dan umum di Museum Subkoss Perjuangan Garuda Sriwijaya, Rabu-Kamis, 24-25 Mei 2023.

Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka mengangkat kembali permainan tradisional yang mulai terkikis oleh kemajuan teknologi dan pergeseran peradaban zaman.

Untuk lomba permainan tradisional seperti engrang, susun balok, seni silat solo, dan bakiak, kemudian ada juga lomba tari, lomba pantun, gitar tunggal serta lomba jajanan pasar.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lubuklinggau, Dr Dian Candera didampingi Kabid Kebudayaan, Dr Wara mengatakan, lomba permainan tradisional dan seni budaya diikuti oleh pelajar tingkat SMP, SMA sederajat dan umum di Kota Lubuklinggau.

BACA JUGA:Wali Band Bakal Meriahkan Pembukaan Festival Sriwijaya XXXI, Ini Jadwal dan Lokasinya

"Kehiatan ini sebenarnya rangkaian kegiatan yang sudah terintegrasi dengan pusat," katanya usai membuka Pekan Kebudayaan Daerah Kota Lubuklinggau.

Menurutnya, ada beberapa jenis permainan tradisional yang ditampilkan dalam kegiatan lomba ini. Mulai permainan tradisional, tari, seni lagu dan sebagainya. Diantaranya melombakan permainan enggrang, bakiak dan bolak balik kayu.

"Pertimbangan kita menggelar lomba permainan tradisional karena anak-anak saat ini banyak yang sudah tidak mengenal lagi permainan tradisional," ungkapnya.

Menurut Dian, bila itu dikembangkan dan dikenalkan kembali, diharapkan pelajar mengetahuinya bahwa permainan tradisional tersebut ada di Lubuklinggau.

BACA JUGA:Trending 1 di YouTube Musik, Ini Lirik Lagu ‘Broken Melodies’ Milik NCT Dream

"Ini agenda setiap tahun, jadi kita sudah rencanakan setiap tahun bahkan kita sudah menertbitkan peraturan Wali Kota terkait dengan beberapa muatan lokal yang salah satu diantaranya permainan tradisional," ungkapnya.

Oleh sebab itu satuan-satuan pendidikan di Lubuklinggau dalam hal ini menambah ekstra kurikuler di masing-masing sekolah.

"Kegiatan ini nanti kita inventarisir, pemenang-pemenangnya akan kita ikutkan di tingkat Provinsi," tukasnya.

Kepala SMP Negeri 2 Koya Lubuklinggau, Parman mengungkapkan, pihaknya mengirimkan peserta didik untuk mengikuti berbagai macam tangkai lomba permainan tradisional dan seni budaya.

BACA JUGA:Ini Penyebab Bansos BPNT Tahap 3 Mei-Juni Rp400.000 Belum Cair

 

"Sudah tentu kita dukung, karena ini merupakan kegiatan yang dapat memperkenalkan permainan tradisional dan seni budaya daerah yang memiliki nilai-nilai yang sangat baik untuk peserta didik," pungkasnya. (frs)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: