Rumah Bambu Mirip Sarang Lebah yang Tahan 80 Tahun Lamanya, Benarkah?

BACA JUGA:Desa Unik di Dunia, Hampir Semua Penduduknya Berkulit Putih Pucat

Pada umumnya rumah suku dorze dibangun hampir sama dengan sarang lebah atau muka gajah. 

Desain muka gajah sendiri karena wilayah tempat tinggal suku ini merupakan habitat daerah gajah liar. 

Sebagai bangunan yang terbuat dari bahan tradisional gubuk dorze tidak dapat bertahan dari rayap serangan rayap akan merusak bagian bawah gubuk dan membuat tingginya menyusun secara bertahap.

Meskipun begitu, masyarakat suku dorze punya cara sendiri dalam menghadapinya. Itulah mereka melakukan modifikasi pintu rumah agar bisa sesuai dengan bangunan rumah.

BACA JUGA:UNIK! Ada Warung Kopi di Tengah Hutan Belantara Kabupaten Jombang, Penjualnya Emak-emak

Hal tersebut menjadi alasan kenapa warga Dorze membuat rumah sangat tinggi. Anehnya tiap tahun menjadi semakin pendek.

Selain dengan memodifikasi pintu rumah orang dorze juga menyiasati serangan rayap tersebut dengan cara memindah gubuk ke tempat lain yang aman dari Rayap.

Struktur gubuk dorze memang dibuat agar dapat dipindahkan ke tempat lain dengan utuh.

Namun demikian pemindahan gubuk ini bukan pekerjaan sederhana sebab untuk memindahkan gubuk tersebut dibutuhkan sekitar 20 orang yang berperan di dalam gubuk.

BACA JUGA:Kampung Unik di Sulawesi Tenggara, Mirip dengan Negara Korea, Dari Segi Apanya!

Sementara sekitar 40 orang lainnya berperan di luar gubuk, proses ini harus dibantu dengan tiang kayu yang ditempatkan di bawah rumah dan mengangkat semua struktur dan memindahkannya ke tempat lain.

Setiap kali rumah dipindahkan tingginya akan mengurang beberapa inci dan risikonya adalah pembukaan pintu akan semakin rendah.

Karena itu orang dorze menemukan solusi cerdik untuk mengatasi masalah ini mereka membuat tonjolan di bagian depan gubuk dimana pintu berada gundukan ini dapat dipotong yang kemudian bisa membawa pintu untuk kembali pada ukuran aslinya.

Sumber: