Honda

35 KM dari Baturaja Sumatera Selatan, Ada Jejak Serunting Sakti Alias Si Pahit Lidah

35 KM dari Baturaja Sumatera Selatan, Ada Jejak Serunting Sakti Alias Si Pahit Lidah

Berjarak 35 KM dari Baturaja, Sumatera Selatan, Ada Jejak Serunting Sakti Si Pahit Lidah.-Maps/Muhammad Rizki Alamsyah-

Lokasi ini juga sudah ada jalan setapak yang terbuat dari semen yang di cor dan pagar sebagai pengaman. 

Untuk penerangan Gua telah dipasangi lampu di beberapa titik oleh pengelola, jadi buat para pengunjung tidak usah khawatir gelap-gelapan.

Setelah memasuki Gua, pada bagian tengah terdapat kumpulan stalaktit yang patah didasar Gua. 

Konon batu ini adalah Kembang dadar hiasan sebagai pintu masuk rumah sang Putri.

Masuk kedalam lagi terdapat ruang tamu yang cukup luas berada diatas batu ukuran raksasa yang sangat lebar. 

Disamping ruangan itu terdapat  kolam nya sang putri.

Kolam ini berfungsi sebagai taman air yang kalau ini seperti kolam ikan. 

Nah tepat di tengah kolam itu terdapat pendapuran (dapur) yang pada ujung dalamnya terdapat bak penampungan air dari batu alami yang berbentuk cekungan dan airnya tidak pernah kering.

Dari tempat ini menuruni anak tangga dan menemukan balai pertemuan yang terbuat dari batu lempengan ukuran raksasa juga.

Menurut cerita, dahulu kala berfungsi sebagai panggung atau balai pertemuan. 

Dari tempat ini ada juga anak tangga yang menuju ke lantai dua yang berfungsi sebagai ruangan istrihat. 

Namun sayang tangga untuk naiknya sudah keropos. 

Menuju lokasi lain, berikutnya adalah pembaringan sang Putri yang berada diatas batu yang lumayan agak tinggi.

Nah, dibawahnya terdapat kolam pemandian sang Putri yang terkenal menurut mitos masyarakat disini, jika mandi atau mencucui muka di pemandian ini maka akan terlihat awet muda.

Air yang melintasi gua ini adalah muara air dari perbukitan yang di sebut aliran air Sumuhun ( permohonan ). 

Ternyata airnya sangat dingin dan segar sekali sewaktu membasuh muka.

Banyak juga para wisatawan yang datang untuk mandi di lokasi ini setiap harinya. 

Airnya yang jernih dengan dasar batu kali kecil yang dangkal seukuran betis orang dewasa menjadikan tempat ini sangat diminati orang-orang.

Masih menurut pak Jafri, pada tahun 1825 sampai 1835, Gua ini juga pernah menjadi persembuyian masyarakat desa dari penjajahan Belanda. 

Dan Gua ini juga dikenal dengan Shoman Dusun yang berarti Gua Desa.

Penelusuran kelokasi berikutnya, untuk melihat patung sang Harimau ternyata kita harus menaiki tangga menuju tempat yang cukup luas dengan bebatuan besar dibagian belakangnya. 

Patung dua Harimau penjaga itu terdapat di mulut lubang yang tidak terlalu besar di seberang berjarak kurang lebih 40 meter, sekilas memang dua batu di mulut lubang itu seperti Harimau yang sedang duduk berjaga-jaga.

Dari tempat kita berdiri ternyata masih bisa menuju ke dalam Gua lebih dalam. 

Namun saat ini akses kedalam masih gelap dan tertutup batu besar. 

Asiknya, diatas batu besar itu terdapat juga lobang besar menuju ke atas bukit. 

Lubang ini juga menjadi salah satu penerangan Gua yang besar ini.

Usai melihat dua patung Harimau, kita bisa menuju pintu keluar yang dinamakan pintu Ajaib. 

Diberi nama Pintu Ajaib dikarenakan sebesar apapun orang yang akan keluar dari Gua ini pasti bisa melewati pintu ini.

Padahal, celah batu sempit yang dinamakan pintu Ajaib ini tergolong lumayan kecil. 

Oh ya, untuk melewati pintu ini ternyata ada caranya. 

Saat melewati, bahu kiri harus berada di depan. 

Usai keluar dari pintu ajaib, terdapatkan pemandangan teras luar gua sangat luas.

Di bagian ini juga terdapat lumbung padi dan singasana sang raja. 

Berdampingan dengan Goa Putri terdapat Goa Harimau, tempat ditemukannya situs kerangka manusia yang berumur ± 3.000 tahun yang lalu oleh Pusat Penelitian dan pengembangan Arkeologi Nasional Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Goa ini terletak di desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji yang berjarak ± 500 meter dari Goa Putri.

Dari hasil penelitian Tim Arkeologi, di Goa ini ditemukan dua kerangka manusia yang masih utuh dan beberapa kerangka yang tidak utuh lagi, serta serpihan-serpihan bebatuan yang diduga sebagai peralatan yang digunakan mereka. Selain itu pada dinding Goa Harimau terdapat beberapa gambar lukisan yang sampai sekarang masih diteliti. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: