Honda

Tradisi Bubulak Suku Kalash: Laki-laki Pra Remaja Diperbolehkan Berhubungan dengan Gadis atau Wanita Bersuami

Tradisi Bubulak Suku Kalash: Laki-laki Pra Remaja Diperbolehkan Berhubungan dengan Gadis atau Wanita Bersuami

Tradisi Bubulak Suku Kalash memperbolehkan laki-laki pra remaja berhubungan dengan gadis atau wanita bersuami--

LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Lembah Kalash merupakan salah satu wilayah yang menjadi bagian dari negara Pakistan, lembah ini terletak dekat dengan perbatasan Afghanistan sehingga tidak heran jika menuju ke sana kamu harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar sebagai dana keamanan yang diperuntukkan bagi petugas polisi yang menjaga keamanan turis.

Perjalanan menuju tempat ini terbilang rawan dan berbahaya, dikarenakan masih banyaknya kasus pembegalan oleh penjahat sehingga perlu adanya pengawalan pihak kepolisian.

Perjalanan menuju lokasi ini setidaknya membutuhkan paling waktu sekitar 11 jam dari Islamabad, ibu kota Pakistan. 

Dilansir dari chanel youtube Update Lagi Viral, di lembah Kalash inilah tinggal suku Kalasha atau Kalash yang merupakan penduduk asli Dardik yang bermukim di sana, tepatnya pada wilayah distrik citral Provinsi Kibber Taktunkua Pakistan, dan merupakan etnis minoritas yang ada di negara tersebut.

BACA JUGA:Lirik Lagu 'Beautiful Restriction' – NewJeans, Soundtrack Drakor 'A Time Called You'

Suku Kalash dikenal bersikap baik dan hangat kala menyambut turis yang datang ke tempat mereka, di mana pemukiman tradisional mereka yang unik dibangun di lereng pegunungan dengan bahan baku utama kayu, konon di masa lalu sebenarnya mereka tinggal di wilayah dekat sungai, tapi banjir besar menghancurkan pemukiman mereka dan akhirnya mereka mengungsi kelereng-lereng pegunungan sampai saat ini.

Pemukiman tradisional yang mereka bangun sangat sehingga membuat wisatawan tertarik datang ke tempat ini, suku Kalash dianggap memiliki cara pandang dan gaya hidup yang unik bila dibandingkan mayoritas warga Pakistan lainnya.

Suku ini juga menganut kepercayaan yang bisa dikategorikan sebagai animisme hinduisme kuno, sangat berbeda dengan mayoritas warga Pakistan yang beragama Islam. 

Populasi suku Kalash saat ini hanya tersisa sekitar 40.000 jiwa yang tersebar pada 3 lokasi lembah terpencil, kegiatan keseharian warga suku ini adalah bercocok tanam dan beternak.

BACA JUGA:Tanpa Aplikasi Apalagi Undang Teman, Saldo DANA Gratis Rp100.000 Bisa Cair Tiap Hari! 

Lereng pegunungan Kalash yang dingin sesuai untuk ditanami tanaman anggur, suku Kalash juga memproduksi sendiri minuman dari anggur atau wine, suku ini tidak mengharamkan alkohol tidak seperti mayoritas warga Pakistan yang mengharamkan alcohol.

Di samping untuk dikonsumsi sendiri, sebagian produk minuman anggur juga dijual untuk menunjang kehidupan mereka. 

Pada hari-hari tertentu mereka juga terlihat menjalankan tradisi dan ritual agama mereka, saat ini yang tinggal di pemukiman suku Kalash kebanyakan adalah wanita, anak-anak serta laki-laki yang sudah berusia lanjut, sedangkan mayoritas lelaki muda suku Kalas tidak berdiam di kampungnya Mereka pergi ke kota-kota besar Pakistan. 

Untuk mencari nafkah wanita suku Kalash kesehariannya selalu berpakaian warna-warni dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, mereka membuat pakaiannya sendiri yang dirajut dari bahan warna-warni yang melambangkan keceriaan dan semangat hidup mereka, sedangkan pakaian para pria suku sangatlah sederhana bahkan hanya menggunakan bahan dari karung goni saja.

BACA JUGA:Motor Murah Suzuki, Cuma Rp15 Jutaan Dapat Matic Super Irit 

Suku Kalas juga masih sangat menjaga budaya dan tradisi mereka sehingga ini menjadi daya tarik turis yang berkunjung ke sana. 

Salah satu tradisi yang mendapat pengakuan dari Unesco adalah tradisi Suri Jagek atau mengamati bulan matahari bintang dan bayang-bayang berdasarkan topografi lokal, pada tanggal 28 November tahun 2018 lalu UNESCO telah memasukan tradisi ini ke dalam daftar warisan budaya tak benda.

Selain itu ada beberapa lagi tradisi dan budaya unik pada suku Kalash, salah satunya laki-laki pra remaja bebas berhubungan dengan gadis atau wanita yang sudah memiliki suami.

Ritual kedewasaan anak laki-laki suku Kalash yang sempat bikin heboh, salah satu festival unik yang dimiliki masyarakat suku kalash adalah festival Bubulak.

BACA JUGA:Bukan Papua! Ini Dia Provinsi dengan Pemeluk Kristen Terbesar di Indonesia, Berapa Jumlah Gereja di Sana? 

Pada festival ini beberapa anak laki-laki pra remaja yang kuat dikirim ke pegunungan untuk tinggal bersama kambing selama musim panas, mereka harus bertahan selama masa pengasingan dari kampung dalam waktu yang cukup lama.

Kambing yang mereka bawa inilah merupakan salah satu sumber makanan mereka dengan cara mengkonsumsi susu atau daging hewan tersebut, para pria muda ini diharapkan menjadi kuat dan gemuk setelah terus menerus mendapatkan asupan nutrisi dari susu kambing. 

Setelah beberapa lama barulah mereka bisa turun kembali ke desanya dan melanjutkan proses ritual selanjutnya. 

Adapun proses ritual selanjutnya yang memakan waktu selama 24 jam inilah yang membuat banyak orang terkesima, dimana dalam waktu 24 jam tersebut para pria muda ini diizinkan melakukan hubungan seksual dengan wanita yang dia inginkan, bahkan boleh melakukannya terhadap seorang wanita yang sudah memiliki suami.

BACA JUGA:Berusia 103 Tahun, Tempat Wisata di Palembang Satu Ini, Cocok Sekali Untuk Liburan Keluarga

Dan setiap anak yang lahir pada masa 24 jam itu dianggap anak yang diberkati, tapi masyarakat Kalash mengklaim telah menghapus praktek ini dalam beberapa tahun terakhir, karena publisitas negatif di seluruh dunia. 

Hal ini salah satunya disebabkan karena industri pariwisata di Suku Kalash menjadi sumber pemasukan masyarakat di sana, karenanya warga suku Kalash harus menjaga nama baik suku mereka. (frs) 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: