GDS dan INA Berkolaborasi untuk Menanamkan Investasi Bersama dalam Platform Pusat Data
William Huang, Chairman and CEO of GDS (right) and Ridha Wirakusumah, CEO of INA (left) shaking hands at the signing ceremony-net-doc
JAKARTA, PALPRES.COM - GDS dan INA Berkolaborasi untuk Menanamkan Investasi Bersama dalam Platform Pusat Data.
GDS, sebuah perusahaan terkemuka yang bergerak dalam pengembangan dan pengelolaan pusat data berkinerja tinggi di Asia dengan basis investor internasional yang beragam, telah memasuki kemitraan dengan Indonesia Investment Authority (INA), sebuah sovereign wealth fund Indonesia.
Kemitraan ini bertujuan untuk mengembangkan dan memperluas industri pusat data di Indonesia.
Kedua belah pihak menyadari potensi besar yang dimiliki Indonesia sebagai pasar pusat data yang baru dan memiliki visi bersama mengenai peran yang penting dari pusat data dalam mendukung transformasi digital Indonesia.
BACA JUGA:China-ASEAN Education Cooperation Week 2023, Pintu Gerbang Menuju Pendidikan Baru yang Penuh Harapan
Kemitraan antara GDS dan INA akan menghasilkan sebuah usaha patungan yang bertujuan untuk mengembangkan platform pusat data di Indonesia.
Proyek pertama yang sedang dalam tahap penyelesaian adalah kompleks pusat data hyperscale di Nongsa Digital Park (NDP) di Batam, yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK).
Dengan memanfaatkan solusi Smart DC (Data Center) canggih dari GDS dan mengutamakan penggunaan sumber energi terbarukan di wilayah tersebut, kompleks pusat data di Batam memiliki potensi untuk menjadi tolak ukur bagi industri pusat data di Indonesia.
Kemitraan antara GDS dan INA datang pada saat yang krusial, terutama ketika industri pusat data sedang berkembang pesat, didukung oleh transformasi ekonomi digital Indonesia, teknologi IoT, peralihan besar-besaran ke komputasi awan (cloud computing), dan peningkatan penggunaan kecerdasan buatan (AI).
BACA JUGA:Manulife Berkolaborasi Dukung Bakat Mahasiswa Singapura Melalui Program Keberagaman dan Inklusi
Menurut riset pasar, kapasitas pasar pusat data di Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 514 MW pada tahun 2023 menjadi 1,41 GW pada tahun 2029.
Oleh karena itu, Indonesia berusaha untuk memanfaatkan peluang yang ada dalam permintaan yang meningkat pesat terhadap layanan pusat data.
Tujuannya adalah untuk menarik investasi domestik dan asing yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
William Huang, Chairman & CEO GDS, menyatakan, "Indonesia dengan cepat menjadi lokasi strategis yang memenuhi kebutuhan klien akan layanan pusat data premium.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: