GDS dan INA Berkolaborasi untuk Menanamkan Investasi Bersama dalam Platform Pusat Data
William Huang, Chairman and CEO of GDS (right) and Ridha Wirakusumah, CEO of INA (left) shaking hands at the signing ceremony-net-doc
Kami dengan bangga menjadi pengembang dan pengelola pusat data pertama yang berkolaborasi dengan INA.
Kolaborasi ini merupakan bentuk dukungan dari Indonesia terhadap visi internasional, serta keahlian GDS sebagai pemimpin pasar, dan pertumbuhan regional kami yang mengesankan.
GDS berkomitmen untuk menciptakan ekosistem yang memberikan nilai tambah dan memajukan perkembangan infrastruktur digital di Indonesia.
Dengan mengintegrasikan proyek pertama kami di Batam dengan proyek-proyek sinergis di Singapura dan Johor, kami menciptakan platform yang unik yang dirancang khusus untuk mendukung ekonomi digital di Indonesia dan Asia Tenggara.
BACA JUGA:Ini loh 4 Jalan Tol Terpanjang di Dunia, yuk Disimak!
Kami berencana untuk memperluas platform ini di Indonesia melalui kemitraan yang telah terjalin dengan INA."
Ridha Wirakusumah, CEO INA, mengatakan, "Kemitraan dengan GDS bukan hanya aliansi strategis biasa. Kemitraan ini mencerminkan potensi dinamis digital Indonesia.
Kami sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dan telah mengambil langkah-langkah penting dalam pengembangan infrastruktur digital.
Penduduk Indonesia yang muda dan akses internet yang luas membuktikan kesiapan dan potensi digital di Indonesia.
BACA JUGA:One Bangkok Manfaatkan Teknologi Honeywell, Demi Tingkatkan apa ya?
Pertumbuhan yang signifikan dalam penetrasi internet, didukung oleh berbagai platform digital, membawa peluang besar bagi kita semua.
Kami mengakui pentingnya pembangunan pusat data lokal, dan kolaborasi dengan GDS bukan hanya akan memperluas skala infrastruktur digital, tetapi juga mendukung data onshoring dan meningkatkan konektivitas data.
"Perkembangan digital di Indonesia diwarnai oleh kesenjangan antara pertumbuhan permintaan yang pesat, seperti yang tercermin dalam peningkatan volume data seluler sebesar 40-50% setiap tahun, dan infrastruktur data yang belum memadai.
Penyedia layanan pusat data terkemuka seperti GDS memahami potensi pasar Indonesia dengan baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: