Potensi Dampak Transisi Energi Terhadap Daerah Penghasil Batubara di Indonesia, IESR Beri Rekomendasi Ini
Paparan Martha Jesica, Analis Sosial dan Ekonomi IESR-Institute for Essential Services Reform (IESR)-
JAKARTA, PALPRES.COM - Institute for Essential Services Reform (IESR), lembaga think tank ternama di bidang energi dan lingkungan yang berbasis di Jakarta, telah merilis laporan terbaru yang mengungkap potensi dampak transisi energi terhadap daerah penghasil batubara di Indonesia.
Laporan yang berjudul "Just Transition in Indonesia’s Coal Producing Regions, Case Studies Paser and Muara Enim" ini, memberikan pandangan mendalam tentang perubahan yang akan terjadi di daerah-daerah yang bergantung pada industri batubara.
Dalam laporan ini, IESR menyoroti perlunya diversifikasi dan transformasi ekonomi yang mendesak sebagai langkah antisipatif terhadap dampak sosial dan ekonomi yang mungkin terjadi akibat penurunan industri batubara.
Pemerintah pusat dan daerah didorong untuk menyadari potensi dampak transisi energi pada ekonomi dan pembangunan di daerah-daerah penghasil batubara, serta untuk segera merencanakan transformasi ekonomi yang sesuai dengan perubahan ini.
BACA JUGA:Senin Besok BLT BPNT dan PKH Tahap 3 Rp600.000 Cair Via Pos, Cek Daftar Penerima Disini!
Perubahan signifikan dalam rencana pengakhiran operasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan meningkatnya komitmen negara-negara tujuan ekspor batubara dalam hal transisi energi dan mitigasi emisi, menjadi salah satu pendorong utama bagi laporan ini.
Menyadari bahwa perubahan ini akan memengaruhi sektor ketenagakerjaan dan ekonomi di daerah-daerah penghasil batubara, IESR mengambil langkah konkret dengan merekomendasikan bahwa pemerintah segera memulai perencanaan transformasi ekonomi di daerah tersebut.
Laporan ini memberikan analisis mendalam tentang potensi jalan keluar dan solusi yang dapat ditempuh untuk menghadapi perubahan signifikan dalam sektor batubara.
Dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, IESR berharap bahwa laporan ini akan menjadi panduan berharga bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengelola transisi energi yang semakin mendesak di Indonesia.
BACA JUGA:Alhamdulilah, Warga 5 Ciri Ini Bakal Dapat BLT Rp1.500.000 Mulai September, Begini Caranya!
IESR juga menegaskan pentingnya keterlibatan berbagai pihak dalam proses ini, termasuk masyarakat lokal, pekerja industri batubara, serta pelaku usaha di daerah-daerah yang terkena dampak.
Ini akan memastikan bahwa transisi energi dapat berjalan dengan lancar sambil meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan peluang pembangunan yang berkelanjutan di masa depan.
Studi yang mengambil lokasi penelitian di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan ini, merekomendasikan untuk memanfaatkan Dana Bagi Hasil (DBH) batubara dan program corporate social responsibility (CSR) untuk merencanakan dan mendukung proses transformasi ekonomi.
Serta perluasan akses dan partisipasi publik untuk transisi yang berkeadilan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: