Honda

KISAH SAHABAT NABI: Abu Ayyub Al-Anshari, Tak Berhenti Berjihad Walau Berusia Lanjut

KISAH SAHABAT NABI: Abu Ayyub Al-Anshari, Tak Berhenti Berjihad Walau Berusia Lanjut

Ilustrasi --Youtube B@rb@r4

JAKARTA, PALPRES.COM - Dari sekian banyak sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Ayyub Al-Anshari radhiallahu ‘anhu merupakan salah satu sahabat yang berasal dari kalangan Anshar. 

Ia selalu bersemangat untuk membela Islam. 

Tidak ada satupun perang di zaman Rasulullah masih hidup yang tidak dia ikuti. 

Bahkan saat Nabi Muhammad SAW telah tiada, semangat jihadnya tidak pernah kendor. 

BACA JUGA:BERKAH SEPTEMBER! BLT Rp1.200.000 Cair Minggu Ini di 83 Daerah, Cek Daftar Penerima Disini

Dikutip www.laduni.id, Abu Ayyub memiliki nama sebenarnya yakni Khalid bin Zaid bin Kulaib bin Malik bin an-Najjar. 

Ayahnya bernama Zaid bin Kulaib, dan ibunya bernama Hindun binti Said bin Amr dari Bani al-Harits bin al-Khazraj.

Ia diahirkan di Khalid Yatsrib (sekarang Madinah).  

Namun tidak diketahui secara pasti, tanggal dan dan tahun berapa beliau lahir. 

BACA JUGA:Simak Daftar Tontonan Seru yang Akan Segera Tayang di Disney+ Hotstar

Meski demikian, ia merupakan bagian dari generasi awal pemeluk Islam dari kalangan sahabat nabi.

Abu Ayyub termasuk orang yang berada, karena ia memiliki kebun kurma yang luas. 

Namun ia bukan orang yang pelit, ia selalu berdema kepada siapapun.

Termasuk kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya serta pada sahabat-sahabat Rasulullah yang bertandang ke rumahnya.

BACA JUGA:Bikin Ngiler, Ini 5 Kuliner di Kota Malang Paling Legend yang Sudah Ada Dari Zaman Penjajahan

Seperti Abu Bakar ash-Shiddiq dan  dan Umar bin Khattab. 

Suami dari Ummu Ayyub binti Qais ini selalu menyediakan makanan untuk Rasulullah, bila istri-istri beliau tidak punya sesuatu yang dimakan. 

Tidak hanya berjiwa sosial yang tinggi, seperti yang disampaikan diatas ia seorang mujahid di jalan Allah SWT. 

Setelah Rasulullah wafat, ia tak berhenti untuk berjihad meski usianya sudah tidak muda lagi, padahal usianya mencapai 80 tahun.

 BACA JUGA:Bikin Taman Asri di Rumah? 10 Ide Ini Mungkin Bisa Jadi Inspirasimu

Di zaman Kekhalifahan Muawiyah bin Abi Sufyan, umat Islam yang dipimpin Yazid (anak dari Khalifah Muawiyah) akan menyerang Konstantinopel. 

Abu Ayyub pun tak ketinggalan, ia turut berperang. 

Meski usia Yazid lebih muda darinya, namun Abu Ayyub tak gengsi untuk dipimpin Yazid dalam perang tersebut. 

Abu Ayyub tetap bersemangat untuk meraih pahala jihad

BACA JUGA:Bikin Merinding! Kota-Kota Gaib di Indonesia, Salah Satunya Warisan Benua Atlantis yang Hilang, Kamu Percaya?

Namun usia tidak pernah berbohong, ia pun jatuh sakit sesaat menginjakkan kaki di mendekati wilayah musuh.  

Abu Ayyub tak dapat turut serta lagi dalam peperangan.

 Namun sebelum kematiannya pada sekitar tahun 52 Hijriyah, ia berpesan untuk dimakamkan di salah satu sisi benteng Konstantinopel. Keinginannya pun diikuti Khalifah Muawiyah. 

Abu Ayyub meninggalkan hikmah yang baik bagi umat Islam, yakni jangan pernah berhenti berjihad di jalan Allah SWT, dalam bentuk apapun, bukan hanya perang di jalan Allah SWT.

BACA JUGA:Besok Cair! Bansos Sembako Beras 10 Kilogram untuk 3 Bulan di Kantor Pos, Begini Cara Cek Penerimanya

Meski usia kita tidak muda lagi. 

Karena hal itu akan memberikan dampak positif bagi kita ketika kita di hisab kelak di akhirat, yakni pahala jihad dan Insya Allah terbuka peluang kita meraih surga Nya. 

Hikmah lain yang kita dapat dari kisah Abu Ayyub ini adalah jiwa sosial yang tinggi.

Karena ia selalu bersedekah kepada siapapun, terutama bagi orang yang membutuhkan. 

BACA JUGA:Batu Akik dan Batu Permata yang Cocok untuk Kelahiran Juli sampai Desember, yuk Disimak!

Jangan pernah takut miskin ketika kita bersedekah, karena Allah SWT menjamin akan menggantikan rezeki yang kita berikan untuk orang lain, dengan rezeki lain yang berlipat ganda. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: