Honda

Ada New York, Ini 7 Kota Besar di Dunia yang Hampir Tenggelam, Bagaimana Jakarta?

Ada New York, Ini 7 Kota Besar di Dunia yang Hampir Tenggelam, Bagaimana Jakarta?

Ada New York, Ini 7 Kota Besar di Dunia yang Hampir Tenggelam, Bagaimana Jakarta?--Freepik

PALEMBANG, PALPRES.COM - Ada 7 kota besar di dunia yang hampir tenggelam.

Hal tersebut baru disebabkan oleh tata letaknya yang berada di dekat laut.

Sehingga sejumlah peneliti mengungkapkan kota-kota itu akan mengalami tenggelem di beberapa tahun mendatang.

Perkiraan itu membuat adanya penurunan tanah yang terjadi per tahunnya.

BACA JUGA:5 Provinsi Penghasil Cabai Merah Terbesar di Indonesia, Sumatera Penyumbang Terbesar, Apa Saja Daerahnya?

Sementara itu, ternyata kota-kota besar di dunia masuk dalam daftar, seperti New York dan Jakarta.

Lalu, kota mana saja yang hampir tenggelam?

Dilansir dari berbagai sumber, berikut 7 kota di dunia yang hampir tenggelam.

1. Jakarta, Indonesia 

BACA JUGA:Eksplorasi Keindahan Danau Toba di Kabupaten Toba Samosir, Bisa Trekking di Pegunungan Pusuk Buhi

Jakarta berada di posisi teratas sebagai kota yang akan tenggeam di beberapa tahun mendatang, karena kota ini berada di pantai barat laut Pulau Jawa. 

Bahkan terdapat sejumlah wilayah di Jakarta yang mengalami penurunan tanah yang hingga sekitar 30,5 cm per tahun. 

Selain itu pula, ada 40 persen daerah di kota ini telah berada di bawah permukaan laut sehingga sering terjadi banjir. 

Alasan lain prediksi ini diperkirakan karena naiknya Laut Jawa dan sebagian lagi diakibatkan karena pengeboran sumur ilegal.

BACA JUGA:Meskipun Jauh dari Keramaian, 5 Daerah Terpencil di Sumatera Barat Ini Ternyata Menyimpan Keajaiban Lho

Berdasarkan laporan tersebut juga dikatakan bahwa pengeboran sumur secara ilegal tersebut disebabkan pemerintah daerah yang tidak mampu menyediakan air bersih lagi bagi 9 juta penduduknya. 

Maka dari itu, ilmuwan mengatakan bahwa sejumlah wilayah Jakarta tidak akan dapat dihuni lagi pada 2030. 

2. New York, AS 

Selanjutnya, selain Jakarta terdapat juga kota New York yang memiliki lima wilayah yang lebih dari satu juta bangunan, sehingga beratnya sekitar 1,68 triliun pound (762 miliar kg).

BACA JUGA:Tanaman Hias Ini Kaya Manfaat, Sering untuk Pengobatan Herbal, Bisa Bersihkan Udara

Hal ini difaktorkan karena menurut ahli geofisika mengatakan berat dan geologi lokal menjadi faktor sekunder dalam kasus New York.

Selain itu, faktor utama tenggelamnya Kota New York dikarenakan penyesuaian isostatik glasial (GIA). 

GIA merupakan proses penyesuaian kerak bumi menjadi respons mencairnya lapisan es besar yang menutupi Amerika Utara.

Maka, lapisan es ini akan menghancurkan kerak bumi di bawahnya setelah menumpuk di daratan.

BACA JUGA:Selain PTN, Ternyata Ada 7 Kampus Swasta Terbaik di Indonesia Masuk dalam QS Asian University Ranking 2023

Kemudian, hal tersebut membuat kerak bumi perlahan kembali ke posisi semula. 

Sehinggan New York diperkirakan dapat tenggelam akibat zaman es terakhir yang menyebabkannya naik karena lapisan es berada di daratan. 

Ahli geofisika juga menambahkan bahwa rata-rata penurunan permukaan laut di New York adalah antara 1-2 milimeter per tahun, ditambah 3-4 milimeter per tahun karena kenaikan permukaan laut.

3. Houston, Texas, AS 

BACA JUGA:Makna Mendalam di Balik Rumah Adat Batak, Simbol Kepemimpinan dan Warisan Nenek Moyang

Berikutnya, ada Houston yang beraad di Teluk Meksiko, kota ini sedang mengalami penurunan tanah dengan cepat. 

Houston terletak di wilayah datar dan rendah di muara delta sungai. 

Sebelumnya, kota ini tidak pernah mengalami penurunan tinggi permukaan tanah. 

Namun, seperti yang terjadi di Jakarta, masalah utama yang menyebabkan kota ini tenggelam adalah eksploitasi berlebihan terhadap sumber air tanah.

BACA JUGA:Butuh Refleksi? Yuk Cobain 4 Tempat Spa yang Ada di Kota Palembang, Apa Saja?

Sejak tahun 1917, bagian dari kota ini telah tenggelam hampir 3 meter karena hilangnya air tanah.

Ketika air ditarik keluar dari reservoir air bawah tanah, partikel-partikel lumpur halus di dalamnya terkompresi, mengakibatkan penurunan permukaan tanah.

Setelah kerusakan terjadi, tidak ada banyak yang bisa dilakukan, dan lumpur tidak dapat dikembalikan ketika reservoir air bawah tanah terisi kembali.

Jadi, satu-satunya cara untuk memperlambat masalah ini adalah dengan mengurangi eksploitasi air tanah.

BACA JUGA:Punya Kartu KIS PBI? Siap-siap Dapat 2 Bansos Cair Serentak Oktober 2023

Namun, tidak hanya pengambilan air tanah yang berkontribusi pada penurunan permukaan tanah di sekitar Houston.

Ekstraksi minyak juga memperburuk situasi, begitu pula aktivitas patahan di daerah tersebut.

4. Rotterdam, Belanda 

Kota pelabuhan Rotterdam di Belanda menghadapi penurunan dan tenggelam yang terjadi sekitar 0,6 inci (1,5 cm) setiap tahunnya.

BACA JUGA:6 Barang Kuno Ini Memiliki Harga Jual Tinggi, Nomor 5 Dibandrol hingga Rp50 Juta

Terdapat sekitar 90 persen dari kota tersebut sudah berada di bawah permukaan laut.

Meskipun Belanda dikenal dengan upayanya untuk melindungi diri dari bahaya banjir laut menggunakan teknologi seperti bendungan, tanggul, pompa, dan tembok laut, upaya ini hanya memberikan solusi sementara.

Salah satu masalahnya adalah penggunaan kincir angin yang terkenal di negara ini yang digunakan untuk mengeringkan lahan gambut, jenis tanah basah yang menyerap karbon dalam bentuk bahan organik yang membentuk gambut.

Proses pengeringan lahan gambut ini menyebabkan penurunan permukaan tanah dengan tingkat maksimum sebesar 3 inci (8 cm) per tahun.

BACA JUGA:Warga Jambi Wajib Tau! Cek Asal Kendaraan Cukup Lihat Kode Belakang Plat Nomornya

Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kenaikan permukaan air laut yang diproyeksikan akan mencapai 5-18 inci (14-47 cm) pada tahun 2050.

5. Pantai Virginia, Virginia, AS 

Pantai Virginia terletak di muara Teluk Chesapeake yang merupakan kota pantai di pesisir timur Amerika Serikat yang mengalami penurunan permukaan tanah paling cepat.

Hal ini disebabkan oleh gabungan berbagai masalah, seperti yang terjadi di Houston, yang melibatkan penurunan tanah akibat eksploitasi berlebihan air tanah, serta masalah serupa yang terjadi di New York. 

BACA JUGA:Tak Dipungkiri Kualitas Suara Emas Suku Batak, Ada 4 Faktor Pendukungnya Apa Saja Yaaa?

Selain itu, ada juga pemukiman kembali tanah yang sebelumnya tertutup oleh lapisan es purba yang ikut berkontribusi pada penurunan permukaan tanah.

Dalam menghadapi ancaman kenaikan permukaan laut yang semakin tinggi, para ilmuwan meramalkan bahwa air di Virginia Beach diperkirakan akan meningkat hingga dua kaki (sekitar 60 cm) pada tahun 2050.

6. Bangkok, Thailand 

Ibu kota Thailand ini merupakan tempat tinggal bagi lebih dari 10 juta orang, tetapi sayangnya banjir menjadi masalah besar di kota ini.

Terletak di muara delta Sungai Chao Phraya, Bangkok sejarahnya mencerminkan hubungannya yang erat dengan air, dengan kanal-kanal di jalanan, pasar terapung, dan rumah-rumah panggung yang menjadi pemandangan umum sekitar 50 tahun yang lalu.

Tetapi zaman modern telah membawa perubahan dengan jalan-jalan aspal dan gedung-gedung tinggi yang mirip dengan kota besar lainnya di seluruh dunia.

Bangunan-bangunan berat di Bangkok dibangun di atas tanah liat yang sangat mudah dipadatkan, yang menjadi salah satu penyebab tenggelamnya bangunan tersebut.

Selain itu, penyebab lainnya adalah eksploitasi berlebihan terhadap sumber air tanah.

Kenaikan permukaan laut juga merupakan ancaman yang nyata dan merupakan bagian dari masalah banjir di Bangkok.

Menurut laporan Bank Dunia pada tahun 2012, diperkirakan bahwa penurunan permukaan tanah akan menjadi penyebab hampir 70 persen peningkatan biaya banjir di kota ini pada tahun 2050.

7. Venesia, Italia 

Terakhir, salah satu kota dunia yang diperkirakan akan mengalami tenggelam adalah Venesia, Italia yang terkenal karena jaringan kanalnya yang rumit.

Venesia didirikan pada abad ke-5 ini selalu menghadapi tantangan dari Laut Adriatik sehingga pasang surut air yang luar biasa yang terjadi setiap hari.

Para pendiri kota ini memiliki pemahaman sebagian besar saat mereka membangun kota di atas rawa garam yang dikelilingi oleh air.

Namun, yang tidak mereka ketahui adalah bahwa Venesia berada di atas lempeng tektonik.

Kota ini mengalami penurunan permukaan tanah sekitar 0,08 inci per tahunnya karena pengambilan air tanah, sedangkan permukaan air laut terus meningkat, dan bangunan-bangunan beratnya telah mengompres tanah di bawahnya selama berabad-abad.

Lempeng tektonik juga menjadi penyebab tenggelamnya Venesia dan sedikit miring ke arah timur. 

Hal ini berarti sisi barat kota ini lebih tinggi daripada sisi timurnya.

Itulah ketujuh kota besar di dunia yang hampir tenggelam.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: