Honda

Ibnu Miskawaih, Cendekiawan Muslim yang Dijuluki sebagai Bapak Etika Islam

Ibnu Miskawaih, Cendekiawan Muslim yang Dijuluki sebagai Bapak Etika Islam

Ilustrasi -sdiibnumiskawaih.gosch.id-

JAKARTA, PALPRES.COM - Cendekiawan muslim banyak yang menorehkan karya-karya yang luar biasa yang memperkaya khasanah  ilmu pengetahuan di negaranya, bahkan sampai seluruh dunia. 

Salah satu cendekiawan muslim tersebut adalah Ibnu Miskawaih. Seperti dikutip moraref.kemenag.go.id, Ibnu Miskawaih dijuluki sebagai Bapak Etika Islam

Ia telah mampu merumuskan dasar-dasar etika di dalam hasil karyanya.

Ibnu Miskawaih merupakan nama panggilannya, dan nama yang sebenarnya adalah Abu Ali Ahmad bin Muhammad bin Ya`kub bin Maskawaih.  

BACA JUGA:Alhamdulillah, Ada Bantuan Rp20.000.000 dari Kemensos untuk Warga Berciri Ini, Begini Cara Dapatnya!

BACA JUGA:Bansos BPNT Rp600.000 Sudah Cair di Kantor Pos, Gunakan KTP untuk Cek Nama Anda

Ibnu Miskawaih dikenal sebagai orang yang ahli di bidang sejarah dan filsafat. 

Ia lahir di Iran pada tahun 330 Hijriyah/932 Masehi. 

Ibnu Miskawaih hidup di masa kekhalifahan Abassiyyah yang berlangsung selama 524 tahun, yaitu dari tahun 132 sampai 654 Hijriyah /750-1258 Masehi.

Ia juga dikenal sebagai orang yang moralis, penyair, dan mempelajari ilmu kimia. 

BACA JUGA:Ibu-ibu Sudah Bisa Belanja Sembako, BLT BPNT Rp400.000 Sudah Masuk Rekening, Cek kartu ATMnya Ya

BACA JUGA:Jadwal Cair Bansos PKH Tahap 4 dan BPNT Tahap 5 2023 Sudah Keluar, Cek Penerimanya di Sini

Tidak hanya itu, Ibnu Miskawaih juga mempelajari sejarah, terutama Tarikh at-Tabari (sejarah yang ditulis at-Tabari), pada Abu Bakar Ahmad bin Kamil al-Qadi pada tahun 350 Hijriyah atau 960 Masehi. 

Sedangkan terkait ilmu filsafat ia mempelajarinya lewat guru bernama Ibnu Khamar, yang merupakan mufasir (juru tafsir) dari karya-karya Aristoteles. 

Namun yang sangan penting dari pemikiran filosofis Ibnu Miskawaih diarahkan pada tema etika atau moral. 

Hal itu dilantarbelakangi oleh pribadinya yang moralis. 

BACA JUGA:Pemiilik Kartu KIS PBI Bisa Dapat Bansos PKH Rp600.000, Cek Persyaratannya Ya

BACA JUGA:Alhamdulillah, Kemensos Bagikan BLT Rp1.500.000 Jelang Akhir Tahun, Ini Cara Dapatnya!

Persoalan moral ini ia bicarakan dalam tiga bukunya: Tartib as-Sa`aadah, Tahziib al-Akhlaq, dan Jawadan Khirad. 

Dari karya-karyanya tersebut Ibnu Miskawaih menyamakan pembawaan ruh dengan kebajikan-kebajikan yang mempunyai tiga macam pembawaan, yakni rasionalitas, keberanian, dan hasrat.

Di samping itu ruh juga mempunyai tiga kebajikan yang saling berkaitan, yaitu kebijaksanaan, keberanian, dan kesederhanaan. 

Sehubungan dengan fitrah manusia, Ibnu Miskawaih mengatakan bahwa keberadaan manusia tergantung pada kehendak Tuhan. 

BACA JUGA:Cairkan Bantuan Rp750.000 dari KIS PBI Bulan Oktober 2023, Cek Caranya di Sini

BACA JUGA:CATAT! Ini Jadwal Pencairan BLT PKH dan BPNT Rp2.400.000 Oktober 2023

Akan tetapi baik-buruknya manusia tergantung dari kemauan dari manusia itu sendiri. 

Dalam pandangannya, manusia mempunyai tiga macam pembawaan: akal (yang tertinggi), nafsu (yang terendah), dan keberanian (diantara kedua lainnya). 

Sedangkan terkait etika, Ibnu Miskawaih berpandangan bahwa kebaikan tergantung pada segala yang menjadi tujuan, dan apa yang berguna untuk mencapai tujuan tersebut adalah hal yang baik. Kebaikan atau kebahagiaan adalah sesuatu yang relatif dan dapat juga dicapai di dunia. 

Dalam kajiannya Ibnu Miskawaih menjelaskan bahwa jiwa bukan tubuh, bukan bagian dari tubuh, bukan pula keadaan dalam tubuh, tetapi sesuatu yang lain dengan tubuh, baik dari segi substansinya, penilaiannya, sifat-sifat serta tingkah lakunya. 

BACA JUGA:Misterius dan Pendiam, Ini 5 Karakter Unik Orang yang Memiliki Cinta pada Warna Hitam

BACA JUGA:5 Letusan Gunung Berapi Terbesar Sepanjang Sejarah Indonesia, Letusan Gunung Dempo Termasuk?

Miskawaih juga menjelaskan bahwa penyakit-penyakit dari sifat-sifat makhluk Tuhan terbagi menjadi dua macam, yakni sebagai hasil dari perbuatan dan  akhlak buruk yang memang bersumber dari nafsunya yang tercela. 

Miskawaih juga menempatkan empat kebajikan pokok yakni kearifan, sederhana, keberanian, dan keadilan.  

Dengan pemikirannya itulah, ia disebut sebagai Bapak Etika Islam. 

Ia dan meninggal tahun 421 Hijriyah/1030 Masehi. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: