Honda

Lawan Kampanye Negatif Sawit Melalui Dunia Pendidikan, Bidik Pelajar dan Mahasiswa

Lawan Kampanye Negatif Sawit Melalui Dunia Pendidikan, Bidik Pelajar dan Mahasiswa

FGD lawan kampanye negatif sawit melalui dunia pendidikan, yang digelar Yayasan Pentahelix bersama Kemendikbudristek dan Kemenag-Dody Suryawan-

BOGOR, PALPRES.COM - Kelapa sawit yang menjadi pokok bahasan diskusi tersebut merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki daya saing yang tinggi, dan telah berkontribusi pada system perekonomian di Indonesia. 

Indonesia merupakan negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, sehingga komoditas ini sangat penting bagi perekonomian. 

“Kontribusi kelapa sawit, menurut data OJK, sepanjang mata rantai distribusi dari hulu hingga hilir mencapai 6% - 7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia," ungkap Ketua Umum Yayasan Pusat Pentaheliks Ilmuwan Pertanian Indonesia, Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP dalam focus group discussion (FGD) yang digelar baru-baru ini.

Ia menambahkan, total produksi minyak sawit mencapai 47,4 juta ton di tahun 2018, dengan komposisi ekspor mencapai angka 80,7 % dari total produksi komoditas ini. 

BACA JUGA:Alhamdulillah, 4 BLT Cair Minggu Ini, Per KK Bisa Dapat Dana Bansos Dobel!

BACA JUGA:ALHAMDULILLAH! Bantuan PKH dan BPNT Cair Serentak, KPM Langsung Terima Uang Gratis Hingga Rp3 Juta

Total luasan kebun sawit di Indonesia telah mencapai 14,03 juta hektar, dan telah meningkatkan penyerapan tenaga kerja menjadi lebih dari 16 juta orang. 

Komposisi tersebut terdiri dari 12 juta orang pekerja langsung dan 4 juta petani di perkebunan. 

“Dengan potensi yang besar serta keunggulan minyak sawit ini, dianggap mengganggu eksistensi dari minyak nabati lain sehingga menimbulkan persaingan, bahkan memicu aksi untuk menahan perkembangan kelapa sawit di Indonesia,” tegasnya.

Salah satunya, adalah kampanye negatif dan kebijakan hambatan perdagangan untuk minyak kelapa sawit. 

BACA JUGA:Kapan BLT BPNT Tahap 5 Termin 1 Cair ke Mandiri dan BNI? Intip Jadwalnya Disini!

BACA JUGA:5 Program Bansos Cair November 2023, Segini Nominal Bantuan yang Diterima Masyarakat Miskin

Isu yang banyak diangkat dalam kampanye negatif, saat ini adalah terkait lingkungan dan sosial. 

Kampanye negatif itu sendiri telah berhasil membuat stigma negatif pada sebagian masyarakat Indonesia. 

“Sebagai contoh kasus soal ujian sekolah di Provinsi Riau pada tahun 2021, yang dianggap telah mendiskreditkan kelapa sawit.

Jika hal tersebut dibiarkan tentu akan merugikan industri kelapa sawit dalam jangka pendek maupun jangka panjang," tuturnya.

BACA JUGA:Bansos PKH dan BPNT Cair via Pos November Ini, Ada Dana Tambahan Rp400.000 Masuk Rekening

BACA JUGA:Emak-emak Harap Bersabar, Bansos PKH Segera Cair Duluan Akhir Bulan Ini ke Rekening Berikut!

Pihaknya dalam acara ini berusaha mengandeng  tenaga pendidik, dalam menanamkan sikap positif terhadap sawit sejak dini. 

Tenaga pendidik yang dimaksud terdiri dari guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan” paparnya.

Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, lanjutnya, pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Yayasan Pentahelix, menurut dia. akan masuk ke berbagai pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, diplomat hingga perguruan tinggi, dalam melakukan kampanye agar masyarakat dapat memandang baik ihwal kelapa sawit.

BACA JUGA:SILAHKAN PILIH, 12 Jenis Batu Akik dan Batu Permata Paling Cocok dengan Bulan Kelahiran

BACA JUGA:Wifi Lancar Buka Hingga Larut Malam, Inilah 15 Tempat Nongkrong yang Asyik di Palembang

Pada semester I 2024, proyek percontohan kampanye sawit ke lembaga pendidikan bakal digelar di lima sentra kelapa sawit di Indonesia, yaitu dua sampai tiga kegiatan berlokasi di Pulau Sumatra, sebanyak satu sampai dua kegiatan di Kalimantan, masing-masing provinsi di Pulau Jawa ada satu kampanye, dan juga di Sulawesi.

"Kalau (kampanye) ini bagus responnya, kami ekspansi ke 36 provinsi pada semester II 2024. 

Mudah-mudahan ini bisa memberikan kontribusi agar ekonomi kita tidak goncang hanya karena sikap negatif," katanya. 

Pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta Kementerian Agama (Kemenag) RI, untuk melakukan kampanye tentang sawit ke berbagai lembaga pendidikan di Indonesia.

BACA JUGA:Bansos PKH Tahap 4 Cair, Ini 2 Cara Sederhana Cek Status Penerima via HP

BACA JUGA:INFO LOKER: Vidio Buka Lowongan Kerja untuk 6 Posisi di Bulan November 2023

“Konsep kampanye yang dilakukan adalah menyisipkan sikap positif terhadap sawit ke dalam mata kuliah di perguruan tinggi. 

Ketika mahasiswa melakukan pengabdian kepada masyarakat, mereka dituntut menyampaikan berbagai informasi positif tentang sawit,” ungkapnya.

Sedangkan konsep kampanye ke para pelajar, menurut dia, seperti PAUD dan TK, dibuat dengan berbagai kompetisi mengenai kelapa sawit mengingat berbagai peralatan yang manusia pakai berupa sabun, makanan, hingga tempat tidur terbuat dari olahan kelapa sawit.

"Tidak ada satu pun langkah kita dari bangun pagi sampai tidur tanpa kelapa sawit, itu jarang diketahui oleh anak-anak, maka kami akan melakukan kampanye melalui kompetisi membuat video tentang kelapa sawit dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: