Honda

Kampung Unik di Ponorogo, Mayoritas Penduduknya Petani, Tapi Berasnya Tidak Dijual, Kok Bisa?

Kampung Unik di Ponorogo, Mayoritas Penduduknya Petani, Tapi Berasnya Tidak Dijual, Kok Bisa?

Ilustrasi kampung unik di Ponorogo yang mayoritas penduduknya petani, tapi padinya tidak dijual-wikipedia-

PALPRES.COM - Kehidupan penduduk di pedalaman hutan lereng Pegunungan Kapur Selatan, Kabupaten Ponorogo terbilang unik.

Mayoritas penduduk di kampung ini diketahui berprofesi sebagai petani.

Tanamannya sendiri meliputi padi, jagung, porang, singkong dan kopi.

Uniknya, penduduk di kampung yang lokasinya terpencil ini biasanya tidak menjual hasil panenan padinya.

BACA JUGA:Ternyata Bukan Mistis! Ini 3 Alasan Kenapa Kelabang Sering Muncul di Kamar Mandi

BACA JUGA:Ada Mie Goreng Rasa Strawberry? Bikin Ngantri Pembeli Karena Keunikannya, Ini Lokasinya

Kok bisa sih? Begini ulasan lengkapnya mengapa produk pertanian padinya tidak dijual.

Kampung terpencil yang berada di lereng Pegunungan Kapur Selatan tersebut bernama Kampung Gamping.

Gamping sendiri merupakan padukuhan kecil yang secara administratif berada di wilayah Desa Selir, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.

Kampung yang letaknya berada di pedalaman hutan ini mempunyai bentang alam yang luar biasa indah.

BACA JUGA:3 Jenis Batu Akik Berkhodam Tinggi, Dianggap Sebagai Perlindungan, Kekuatan dan Keberuntungan

BACA JUGA:Proyek Jalan Tol Kediri - Tulungagung Terancam Mandek, Pemilik Lahan Minta Harga Ganti Rugi Rp9 Juta/Meter

Jalan menuju kampung terpencil ini sangat sesuai dengan geografis wilayahnya yang berada di pegunungan.

Kontur jalannya juga didominasi dengan tanjakan tajam dan berliku.

Kiri kanannya juga merupakan hutan pinus yang cukup lebat.

Suasana di kampung terpencil ini sangat sejuk dan asri mengikuti geografis wilayahnya.

BACA JUGA:Sofa Rusak Karena Cakaran Kucing Masih Bisa Diperbaiki, Begini Caranya

BACA JUGA:Ketan Duren Terenak di Malang, Jadi Rekomendasi Oleh-oleh Makanan Saat Liburan Fresh dan Tanpa Pengawet

Sehingga tak heran jika banyak sekali terlihat area terasering sawah yang membentang di kanan dan kiri jalan perkampungan.

Air di kampung terpencil ini juga sangat melimpah, sehingga penduduknya bisa panen sebanyak 3 kali dalam setahun.

Mayoritas penduduk akan menanam padi dan jagung.

Akan tetapi, disamping itu mereka juga akan menanam porang, singkong dan kopi.

BACA JUGA:Mobil Sekelasnya Gak Laku Lagi, Suzuki Luncurkan SUV Baru Murah Rp100 Jutaan

BACA JUGA:Bansos BPNT Cair Ke ATM BRI, BNI, BSI, dan Mandiri, BLT El Nino Rp 200.000 Menyusul Masuk di Tanggal ini

Sedangkan untuk beras sendiri, penduduk di kampung ini mengaku hanya menjualnya jika ada kelebihan saja.

Beras biasanya akan dikonsumsi secara pribadi, sehingga mereka tidak perlu membeli beras kembali.

Apabila panen melimpah dan kebutuhan beras untuk pribadi telah terpenuhi, barulah masyarakat akan menjual sisa berasnya.

Sedangkan untuk penghasilan, bisa didapatkan dari penjualan tanaman lainnya.

BACA JUGA:Cafenya Para Pelajar! Inilah 5 Cafe Terhits di Palembang Buat Ngerjain Tugas, Catat Jam Bukanya!

BACA JUGA:Pemain Belanda Ini Segera Gabung Timnas Indonesia, Berikut 3 Tandanya

Benar-benar unik kehidupan masyarakat di perkampungai terpencil di Ponorogo ini. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: