Sosok Jenderal Sudirman, Kisah Perjuangannya Melawan Penjajah Hingga Menjadi Jenderal Besar TNI
Sosok Jenderal Sudirman, kisah perjuangannya melawan penjajah hingga menjadi jenderal besar TNI.-hobbymiliter.com-
Ia terkenal sebagai pemimpin tentara nasional Indonesia (Tentara Keamanan Rakyat - TKR) yang kemudian berkembang menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Sudirman ditunjuk sebagai Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia pada tanggal 12 November 1945 dan menjadi komandan tertinggi pertama TNI.
BACA JUGA:Perang Korea, Sejarah Terpisahnya Korea Utara dan Korea Selatan
BACA JUGA:Juara Paling Enak! Ini 8 Jenis Durian Indonesia Paling Populer, Mana Favorit Kamu?
Ia berhasil memimpin gerilya dan perang gerilya melawan pasukan Belanda yang berusaha menggagalkan kemerdekaan Indonesia.
Meskipun kondisi dan logistik yang sangat minim, Jenderal Sudirman berhasil menjaga semangat serta memimpin perjuangan rakyat Indonesia hingga pada akhirnya meraih kemerdekaan.
Jenderal Sudirman meninggal dunia pada 29 Januari 1950 di Magelang, usia 34 tahun, akibat penyakit tuberkulosis yang dideritanya sejak masa perang.
Namanya diabadikan sebagai nama panglima terbesar TNI dan menjadi salah satu pahlawan nasional Indonesia yang dihormati.
Keberanian, ketangguhan, dan kepemimpinannya menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam mempertahankan dan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jenderal Sudirman juga dikenal sebagai tokoh yang sangat mencintai rakyat dan selalu berpihak kepada mereka.
Jenderal Sudirman, selama kepemimpinannya, memimpin perang gerilya melawan pasukan Belanda dengan strategi yang cemerlang.
Meskipun pasukannya sering kali kekurangan persenjataan, logistik, dan pendukung, Sudirman berhasil membangun dan mempertahankan semangat juang yang tinggi di antara para pejuang kemerdekaan.
Salah satu momen penting dalam perjuangan Jenderal Sudirman adalah Ketetapan Ratu Adil pada tanggal 1 Maret 1949.
Ketetapan ini menjadikan wilayah Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai kesatuan yang utuh dan berkuasa di semua wilayah bekas Hindia Belanda.
Ini merupakan upaya untuk mengakomodasi keberagaman suku, agama, dan kebudayaan di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: