Honda

Investor India Bangun Pabrik Gula Terbesar di Kalimantan Tengah, Bakal Serap Ribuan Tenaga Kerja

Investor India Bangun Pabrik Gula Terbesar di Kalimantan Tengah, Bakal Serap Ribuan Tenaga Kerja

Ilustrasi pabrik gula terbesar di Kalimantan Tengah yang bakal serap ribuan tenaga kerja-pixabay-

PALPRES.COM - Impian Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk menjadikan Kotawaringin Timur sebagai produsen gula nasional bakal segera terwujud.

Harapan ini disampaikan oleh Plt Gubernur Kalimantan Tengah ketika berkunjung ke Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) tahun 2020 lalu.

Seperti gayung bersambut, ternyata ada investor asal India bernama Parekat Vynan Shivanand selaku CEO dari Perusahaan PT Hermes Sugar Indonesia tertarik menginvestasikan dananya untuk pembangunan pabrik gula tersebut.

Merespon keinginan investor tersebut, Bupati Kotawaringin Timur sangat menyambut baik dan berharap agar ini baik perusahaan besar gula ini dapat segera terealisasi.

BACA JUGA:8 Bahaya Batu Empedu Jika Tidak Dioperasi Secara Cepat, Berbagai Penyakit Bakal Mengintai!

BACA JUGA:Wujudkan Generasi Emas 2045, FOR Ajak 12 Pelajar Indonesia Bersinergi

Bupati Kotawaringin Halikinnor menjelaskan mengenai pemetaan daerahnya bahwa wilayah selatan Kotawaringin Timur diproyeksikan menjadi daerah penyangga pangan.

Daerah selatan yang dimaksudkan ini seperti Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut.

Adapun mengenai potensi penggunaan lahan untuk pembangunan pabrik gula ini diarahkan ke wilayah selatan Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

PT Hermes Sugar Indonesia diketahui tertarik mengekspansikan perusahaannya dengan berencana membangun 3 pabrik gula di daerah tersebut secara bertahap.

BACA JUGA:Jadwal Sholat Kota Palembang Beserta Niatnya, Hari Ini Jumat 22 Desember 2023

BACA JUGA:Harga Tiket Kereta Api Palembang ke Lampung, Lengkap dengan Rekomendasi Tempat Wisata di Palembang

Nilai investasi dari pembangunan proyek pabrik gula ini bakal menelan biaya hingga 250 juta USD.

Apabila dikonversikan dengan kurs terkini, maka total biaya yang dihabiskan bakal mencapai Rp3,87 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: