Penyebaran Islam di Indonesia Ternyata di Zaman Nabi Muhammad SAW, Cek Kisahnya Disini
Penyebaran Islam di Indonesia Ternyata di Zaman Nabi Muhammad SAW,--Freepik
JAKARTA, PALPRES.COM - Agama Islam sudah lama masuk di Indonesia.
Beberapa kalangan menyebutkan, agama Islam masuk di Indonesia di abad ke-14.
Menurut Ustad Adi Hidayat melalui Audio Dakwah Chanel di YouTube, Islam masuk ke Indonesia bukan pada abad ke-14, namun di abad ke-7.
Penyebutan Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-14 menurutnya merupakan penyesatan informasi yang disampaikan oleh Snouck Hurgronje.
BACA JUGA:Mau Selalu Beruntung? Coba Pakai Cincin Batu Akik Red Raflesia
Snouck Hurgronje, seorang orientalis Belanda yang kemudian diminta oleh orang-orang negeri kincir angin tersebut untuk belajar langsung ke Mekkah.
Lalu menerapkan gambaran keislaman yang dia bawa ke Aceh untuk menyesatkan masyarakat Aceh.
Buya Hamka seorang tokoh Islam pernah menyebutkan, bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 atau di saat Nabi Muhammad SAW masih hidup.
Hal ini dibuktikan ditemukannya makam seseorang yang bernama Syech Mekkauddin di wilayah Barus, Sumatera Utara.
BACA JUGA:4 Pengingat Bagi Umat Islam Supaya Rajin Beribadah dan Meninggalkan Maksiat
BACA JUGA:KUR BNI 2024 Bisa Cair Tapi Para Pelaku Usaha Harus Penuhi Syarat Ini Dulu, Begini Alurnya
Di makamnya bertuliskan Bahasa Arab dan dia seorang muslim.
Jadi penyebaran agama Islam di Indonesia pada abad tersebut. Kemudian penyebaran terus menerus, hingga akhirnya pada abad ke-14 ada Kerajaan Islam.
Kerajaan Samudera Pasai sudah muncul di Sumatera pada tahun 1276, atau 19 tahun sebelum munculnya Kerajaan Majapahit pada 1291.
Jadi sesungguhnya Islam masuk ke nusantara ini masih diawal-awal masa kehidupan Nabi Muhammad SAW, dan awal kehidupan sahabat Nabi Muhammad SAW pada abad ke-7 tersebut.
BACA JUGA:Gak Usah Takut Parkir Mundur Pakai Subaru Outback, Ada Fitur Ini
BACA JUGA:3 Nasihat Kepemimpinan Al-Hasan Al-Bashri kepada Khalifah Umar Bin Abdul Aziz
Para penyebar Islam di Indonesia, mereka menyampaikan petunjuk langsung Nabi Muhammad SAW.
Mereka ajarkan ayat-ayat Al-qur-an dan menyampaikan hadist Nabi Muhammad SAW.
Sehingga ketika Islam menyebar, bukan hanya di Sumatera tapi juga di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Pulau Jawa, Maluku, hingga Papua.
Di Maluku sendiri ada kerajaan Islam seperti Ternate dan Tidore.
BACA JUGA:Weton Bisa Tentukan Jenis Batu Akik yang Cocok Buat Kamu, Jangan Salah Pilih Ya!
Penyebaran Islam di abad ke-7 itu sangat massif, sehingga penyebaran Islam dari Sabang sampai Merauke.
Tidak hanya Islam, pada abad ke-7 itu juga ada penyebaran agama lain seperti Hindu dan Budha.
Penyebaran Islam saat itu mendapat tantangan, karena masih banyak orang yang menganut aliran anemisme (pemujaan terhadap roh leluhur) dan dinamisme (aliran yang mempercayai adanya benda-benda tertentu yang dianggap memiliki kekuatan magis).
Hal ini terutama di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
BACA JUGA:9 Fakta Menarik Alasan Orang Memakai Batu Akik Kalimaya, Nomor 5 Pasti Kamu Tidak Menduga
BACA JUGA:Wisata Kuliner Palembang: Pempek Makin Mahal, Makin Enak Rasanya, Cek Faktanya Disini!
Kemudian mereka akhirnya dikenai sebagai ”Walisongo”.
Kesembilan Walisongo tersebut adalah Maulana Maghribi, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunungjati.
Mereka ada yang berasal dari Mesir dan Suriah.
Pada masa itu Prabu Siliwangi punya kekuasaan besar yakni kerajaan hindu, mulai dari Banten hingga pertengahan Jawa Tengah.
BACA JUGA:Punya Khasiat Bombastis, Unik, Langka dan Paling Dicari Kolektor! Inilah Ciri-ciri Batu Akiknya
BACA JUGA:Menelisik Keunggulan Samsung Galaxy A40, HP dengan Fitur Keren tapi Harganya Terjangkau
Prabu Siliwangi melakukan inspeksi ke daerahnya, kemudian masuk ke Karawang, dan ia menemukan seorang perempuan yang sedang melantunkan ayat-ayat dalam Al-qur’an dengan suara merdunya.
Perempuan tersebut bernama Nyai Subanglarang yang merupakan murid dari Syech Hasanuddin yang disebut Syech Kuro.
Prabu Siliwangi menikahinya dengan syarat masuk Islam.
Tahun 1423 Nyai Subanglarang melahirkan anak yang dikenal dengan Walangsungsang.
Pada tahun 1426 ia melahirkan anak kedua bernama Ransantang, dan yang anak ketiga dilahirkannya pada tahun 1427 bernama Rajasengarang.
Semuanya masuk Islam.
Anak pertama dan kedua pergi menunaikan haji dan di Mekkah ganti nama yang satu jadi Abdullah Iman, dan yang satu lagi jadi Syarifa Mudain.
Saat akan pulang ketemu dengan anaknya Jumadil Kubro yang kedua dari Mesir sedang Haji, namanya Toyib Abdullah.
BACA JUGA:Motor 'Ayam Jago' Paling Bertenaga, Suzuki Satria F150 Gak Diragukan Lagi, Ternyata Segini Harganya
BACA JUGA:Kamu Orang Minderan? Coba deh Rasakan Khasiat Batu Akik Sulaiman Madu
Syarifa Mudain dilamar lewat kakaknya Abdullah Iman.
Dinikahkan disitu dan tidak ikut pulang ke Nusantara.
Beliau kemudian ikut ke Mesir, tinggal 20 tahun di sana dan melahirkan anak bernama Syarif Hidayatullah.
Ini kemudian pulang melihat kakaknya, dan punya kekuasaan di wilayah Gunung Jati sampai diberi gelar Sunan Gunungjati.
BACA JUGA:Jadi Incaran Para Pemburu Batu Permata! Ini 3 Batu Akik yang Miliki Lambang Kemakmuran dan Kedudukan
Nilai keislaman mereka sangat indah dan banyak kerajaan sampai ke Eropa.
Nusantara saat itu sejahtera. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: