Honda

Mundurnya Jepang dari Proyek Bendungan di Sumatera Selatan, Pemerintah RI Keluarkan Jurus Sakti, Apa Itu?

Mundurnya Jepang dari Proyek Bendungan di Sumatera Selatan, Pemerintah RI Keluarkan Jurus Sakti, Apa Itu?

Bendungan Tiga Dihaji di Sumatera Selatan yang ditinggal investor asal Jepang-Kementerian PUPR-

PALPRES.COM - Tahun 2018 lalu, Provinsi Sumatera Selatan diproyeksikan akan memiliki bendungan pertama tanpa APBN.

Tumbuhnya harapan itu setelah pihak investor asing minat untuk memberikan pendanaan untuk waduk bernilai triliunan rupiah ini.

Akan tetapi, harapan tersebut sepertinya kandas setelah investor asal Jepang memilih mundur dari proyek tersebut.

Lalu, bagaimana kelanjutan dari proyek bendungan di Kecamatan Tiga Dihaji OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan tersebut?

BACA JUGA:Bikin KLX Gak Menarik Lagi! Yamaha Rilis Motor WR155 R Terbaru, Miliki 2 Warna Menarik, Segini Harganya

BACA JUGA:Diklaim Terbesar di Dunia, Pabrik Semen di Kalimantan Timur Mampu Serap 13.000 Tenaga Kerja, Kapan Beroperasi?

Diketahui, penyebab mundurnya investor Jepang ini lantaran bendungan ini dinilai masih belum bisa mendatangkan keuntungan yang cukup bagi pihak investor.

Dimana kapasitas listrik yang bisa dihasilkan oleh bendungan ini masih di bawah standar yang diperhitungkan bagi penanam modal.

Profit yang dinilai menguntungkan adalah bendungan ini memiliki kapasitas range antara 60 hingga 75 megawatt.

Sayangnya, Bendungan Tiga Dihaji baru mampu menghasilkan kapasitas sebesar 20 MW ketika dilakukan pengecekan proyek oleh pihak investor pada tahun 2018 lalu.

BACA JUGA:Punya Semangat Tak Terbendung! 7 Zodiak Ini Dikenal sebagai Pejuang Kerja dan Si Paling Pantang Menyerah

BACA JUGA:Bisa Tampung 400 Bus Perharinya, Inilah Terminal Baru di Serang Banten, Tanpa APBD dan APBN Lho

Sehingga skema KPBU yang diterapkan pada proyek bendungan di Sumatera Selatan ini tidak semulus jalannya dengan infrastruktur seperti jalan tol.

Akhirnya, Pemerintah RI mengeluarkan jurus sakitnya untuk memperjuangkan potensi besar yang tidak hanya datang dari segi kapasitas daya pembangkit listriknya.

Dana sakti dari APBN pun jadi solusi jitu proyek pembangunan bendungan ini agar tetap bisa memacu perekonomian daerah maupun nasional.

Proyek ini akhirnya tetap berlanjut dengan harapan Daerah Irigasi (DI) Komering seluas 125.000 hektare bisa dimaksimalkan potensinya.

BACA JUGA:Belum Dapat Bansos PKH 2024? Penuhi 10 Syarat Ini, Pemilik e-KTP dan KK Bisa Dapat!

BACA JUGA:Incaran Penggemar Perhiasan di Seluruh Indonesia, Batu Akik Ini Punya Karakteristik Sangat Menarik

Hingga detik ini, pengairan lahan pertanian baru optimal sebagiannya, yakni 70.000 hektare.

Itu artinya, masih ada sekitar 50.000 hektare lagi yang perlu dicarikan solusinya agar maksimal manfaatnya bagi masyarakat sekitar.

Dengan dibangunnya Bendungan Tiga Dihaji, Kementerian PUPR memproyeksikan 25.000 hektare bisa menghidupkan lahan pertanian warga sekitar.

Sedangkan sisanya akan disempurnakan dengan adanya pembangunan Waduk Saka yang lokasinya ada di Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumatera Selatan.

BACA JUGA:Primadonanya Para Kolektor, Ini 5 Batu Akik Termahal 2024, Nomor 1 Berkaitan dengan Kekuatan Spiritual

BACA JUGA:Inilah 7 Motor Listrik Terbaik Buatan Indonesia, Kualitasnya Jangan Diragukan Lagi!

Sebagai informasi, infrastruktur bendungan ini mempunyai data tampung air hingga 129 juta meter kubik.

Menurut Kementerian PUPR menyebut rintangan dalam mengolala irigasi lahan warga pada dasarnya lantaran Sungai Komering akan mengering saat musim kemarau tiba.

Selain itu, ketika musm hujan tiba debit airnya sangat besar dan membawa kandungan lumpur hingga mengganggu saluran irigasinya.

Hal inilah yang menjadi dasar pemerintah untuk segera memprioritaskan pembangunan Bendungan Tiga Dihaji walaupun tersendat perjalanan pengerjaannya.

BACA JUGA:7 Rekomendasi Produk Charger HP Terbagus, Kualitas Terjamin dan Fast Charging

BACA JUGA:Selain Melindungi dari Sinar UV, 5 Sunscreen Ini Mampu Mencerahkan Kulit Kusam, Sudah BPOM

Dengan adanya infrastruktur penampung air dan pengatur debit airnya ini diharapkan distribusi pengairan di Daerah Irigasi Komering bisa berjalan lancar.

Setelah dana APBN digelontorkan untuk pembiayaan infrastruktur ini diharapkan tahun 2025 bendungan ini bisa berfungsi bagi pertanian masyarakat di Sumatera Selatan.

Demikian informasi mengenai pembangunan bendungan di Sumatera Selatan yang tersedat pembangunannya lantaran investor Jepang undur diri. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: