Piala Dunia U20 Diduga Penyebab Tergerusnya Suara Ganjar Pranowo di Pemilu 2024?

PALEMBANG, PALPRES.COM – Sebagian masyarakat Indonesia terutama para pecinta sepakbola tentu masih ingat batalnya gelaran Piala Dunia U20 awal tahun 2023 dan FIFA mengalihkan ke Argentina.

FIFA dalam laman resminya menyebutkan jika pembatalan tersebut disebabkan karena kondisi Indonesia yang kurang memungkinkan digelarnya Piala Dunia.

Tapi, sebagian besar pengamat sepakbola dan juga masyarakat terutama anak muda pecinta sepakbola menganggap dibatalkannya Piala Dunia U-20 dikarenakan penolakan terhadap kehadiran tim Israel yang menjadi salah satu kontestan ajang tersebut. 

Nah, salah satu yang tegas mengutarakan penolakan tersebut adalah Gubernur Jawa Tengah yang saat itu di jabat oleh Ganjar Pranowo yang kini maju dalam pertarungan Pilpres 2024 lewat partai PDIP. 

BACA JUGA:Sikap Anies Soal Hasil Quick Count Pilpres 2024 Jadi Sorotan Media Asing, Ada Apa?

BACA JUGA:Hasil Quick Count Pilpres Tak Pernah Meleset, Sejarah Membuktikan

Seperti terkena hukum karma, hingga hari ini Jumat (16 Februari 2024, perolehan suara pasangan calon (Paslon) nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD masih tertinggal jauh dan yang paling sedikit di antara dua kontestan lainnya.

Berdasarkan data Real Count yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga pukul 13.00 WIB dari jumlah 52,51% data yang masuk ke KPU, Paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD hanya mendapatkan suara sebanyak 10.442.762 atau hanya 17,99% saja. 

Lantas, benarkan efek dari batalnya Piala Dunia U20 tersebut yang membuat suara Ganjar Pranowo anjlol?

Hal tersebut tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Pasalnya, perolehan suara Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 ini sangat kecil dan itu berbanding terbalik dengan perolehan suara Partai PDI-P yang saat ini menjadi yang tertinggi di bandingkan kontestan lainnya.

BACA JUGA:Prabowo Gibran Unggul Pilpres 2024 versi Quick Count, Suara Masuk 90 Persen

BACA JUGA:Hasil Quick Count Sementara, Prabowo-Gibran Unggul Telak, Ini Respon TKD Sumsel

Sungguh sebuah ironi yang sangat mengherankan, dimana partai pengusung memperoleh banyak suara sedangkan calon presidennya justru sangat sedikit dalam perolehan suara.

Bahkan, kondisi ini menjadi banyak dugaan efek dari statemen Ganjar Pranowo yang saat itu menolak secara terang-terangan Piala Dunia U20.

Sumber: