Honda

Nyepi Beriringan Ramadan, Menag: Momentum Introspeksi, Saling Hormati Ritual dan Tradisi

Nyepi Beriringan Ramadan, Menag: Momentum Introspeksi, Saling Hormati Ritual dan Tradisi

Nyepi Beriringan Ramadan, Menag: Momentum Introspeksi, Saling Hormati Ritual dan Tradisi--

Amati Lelungan (tidak bepergian), dan

Amati Lelanguan (tidak menikmati hiburan/bersenang-senang).

BACA JUGA:Sepanjang 2023, 96 Persen Pengaduan Masyarakat Berhasil Ditindaklanjuti Itjen Kemenag

BACA JUGA:Kemenag Dorong Moderasi Agama sebagai Solusi Global untuk Perdamaian Dunia

Sementara umat Islam selama Ramadan menjalani ibadah puasa. 

"Catur Brata Penyepian, waktu tepat untuk umat Hindu melakukan kontemplasi. Puasa Ramadan juga sangat baik untuk muhasabah bagi umat Islam. Jadi keduanya adalah momentum instrospeksi," sebut Gus Men, panggilan akrabnya. 

Dalam semangat instrospeksi, sikap saling menghormati sangat penting karena adanya perbedaan ekspresi keberagamaan.

Hari Suci Nyepi meniscayakan keheningan, sementara giat mengisi Ramadan, sarat dengan ekspresi syiar (keramaian).

BACA JUGA:Bertolak ke Saudi, Menag Bahas Ta'limatul Hajj dengan Kementerian Haji

BACA JUGA:Kemenag Hadirkan Aplikasi Terbaru, Sistem Keuangan Kini Bisa Diakses Publik

"Mari saling menghormati dalam menjalani ritual ibadah dan tradisi keagamaan masing-masing," sambungnya.

Pawai Ogoh-ogoh dan Tarhib Ramadan juga diperkirakan berlangsung pada momen yang beriringan.

Menag meminta Kanwil Kemenag Provinsi bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forkopimda dapat mengatur agar giat keduanya bisa tetap berjalan dengan semangat toleransi.

"Saya mengaprzesiasi langkah Kanwil, FKUB, dan Forkopimda yang telah mengatur pelaksanaan Pawai Ogoh-ogoh dan Tarhib Ramadan sehingga keduanya tetap bisa berjalan dengan baik dan tertib dengan semangat toleran," tandasnya.

BACA JUGA:LPMQ Kemenag Sediakan 10 Master Mushaf Al-Qur'an Siap Cetak Secara Gratis, Akses di Link Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: