Lupa Mengucapkan Niat, Sahkah Puasanya? Ini Kata Ustaz Abdul Somad
Niat puasa wajib harus diucapkan baik secara lisan maupun dalam hati--Freepik
BACA JUGA:Mari Mengenal Lebih Dekat Apa Itu Ilmu Tasawuf
Saat kita hendak berpuasa, maka niat puasa diucapkan dalam hati atau langsung diucapkan dengan lisan di malam hari, waktunya sebelum subuh.
Bila niat puasa wajib atau puasa Ramadan baru kita mulai usai terbit fajar Subuh, maka puasanya tidak sah.
Dalilnya sangat kuat, karena disabdakan Nabi Muhammad SAW melalui hadist riwayat An-Nasai, Ibnu Majah, dan Abu Daud.
Sementara untuk puasa sunnah, dapat berniat di pagi hari, asalkan sebelum waktu awal atau ketika tergelincirnya matahari ke sisi barat.
BACA JUGA:Emang Boleh Menjual Makanan di Siang hari Saat Ramadhan? Ustadz Abdul Somad Berikan Penjelasan
BACA JUGA:Tata Cara Sholat Tahajud dan Keistimewaannya di Bulan Ramadan, Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat
2. Menegaskan Niat
Menegaskan niat ini disebut At-ta’yiin.
Maksud dari ditegaskannya niat, untuk membedakan antara niat puasa tersebut, sehingga dapat diketahui, bahwa niat puasa tersebut untuk puasa wajib atau untuk puasa sunnah.
Bila puasa wajib yakni puasa Ramadan, maka niatannya tidak hanya memasang niat puasa umum saja, namun harus diniatkan puasa Ramadan.
BACA JUGA:Sedekah di Bulan Ramadan, Amalan yang Punya Kemuliaan Tersendiri
BACA JUGA:Ini 5 Amalan di 10 Hari Kedua Bulan Ramadan, Raih Keutamannya
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda “Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan”.
Artinya, puasa yang dijalankan sesuai dengan niat yang diucapkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: