RDPS
Honda

6 Ragam Desain dan Nilai Filosofi Gaun Pengantin Pernikahan Adat Palembang

6 Ragam Desain dan Nilai Filosofi Gaun Pengantin Pernikahan Adat Palembang

Selain menampilkan keindahan dan kemewahannya, gaun pengantin pernikahan adat Palembang ternyata memiliki kekayaan nilai filosofi dalam setiap detail sudutnya--kolase

Pengantin yang mengenakan gaun dengan kain songket melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan. 

Lantaran Songket sendiri merupakan kain yang unik dan mahal sehingga siapapun yang memakainya dinilai mampu secara finansial.

BACA JUGA:Kisah Hangat di Balik Pantauan Bunting! Tradisi Mempererat Silaturahmi di Kabupaten Lahat, Pernah Merasakan?

BACA JUGA:Menilik Tradisi Mandi Pusake: Jejak Spiritual di Tanah Pagar Alam, Namun Waspadai Ini, Jika Tidak...

2. Gaun Putih dan Terate Perlambang Kesucian

warna putih merupakan simbol dari kemurnian dan kesucian wanita Pernikahan adat Palembang-IG/-@putripinangmasak2

Sama seperti baju pengantin dari daerah lainnya, warna putih merupakan simbol dari kemurnian dan kesucian wanita. Begitu juga warna pakaian tradisional Palembang saat melakukan prosesi akad nikah yang biasanya berwarna putih.

Melengkapi busana tersebut, maka digunakan kalung tradisional terate sebagai lambang kesabaran, kemegahan dan kesucian yang merupakan jiwa dari pernikahan adat Palembang.

Terate sendiri berbentuk lingkaran sudut lima, dengan tambahan melati bersepuh emas.

BACA JUGA:Bukan Sekedar Gerakan, Tari Serepat Serasan Ternyata Ungkapan Kekayaan Bumi Penukal Abab Lematang Ilir, Tapi..

BACA JUGA:Mengintip Makna Budaya dalam Bahasa Penukal Kabupaten PALI, Warisan Berharga sebagai Dialek Bahasa Musi

Kalung terate tidak bileh terlupa dipakaikan dalam upacara pernikahan Palembang. 

Disempurnakan bagian pinggirnya dengan pecatu bintang serta emas menjuntai berbentuk biji mentimun.

3. Aesan Paksangko dengan Berbagai Jenis Glory Dress

Salah satu pernikahan adat palembang menggunakan aesan paksangko adalah pasangan Gita Savitri dan Paulus Partohap-IG/-@gitasav

Aesan paksangko adalah hiasan di kepala, dahulu hanya digunakan oleh keluarga ningrat. seiring berkembangnya zaman, kini siapapun bisa memakainya.

BACA JUGA:7 Jenis Kain Tradisional Palembang Punya Harga Fantastis Bahkan Pernah Dipakai Para Raja Sriwijaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: