Mengenal 5 Tradisi Adat di Sumatera Selatan yang Mulai Terlupakan, Generasi Z Wajib Tahu!
Tradisi Ngobeng adalah tradisi masyarakat Sumatera Selatan yang mulai terlupakan. -YouTube/south media -
Tahapan terakhir dari tradisi Bebehas adalah membawa hasil panen padi ke tempat tuan rumah yang akan mengadakan hajat.
Sebagai ungkapan terima kasih, si empunya hajat akan memberikan oleh-oleh berupa bakul yang berisi berbagai bahan makanan, seperti gula, kopi, dan minyak goreng.
Berbagai tahapan dalam tradisi Bebehas tersebut dilakukan secara bergotong-royong, dan dilaksanakan tentu dengan suasana suka cita dan ikhlas.
Sebagai tradisi asli masyarakat Muara Enim di pedesaan, Bebehas makin tergerus oleh kemajuan zaman dan teknologi.
Tradisi ini makin jarang atau bahkan sudah tidak pernah ditemukan lagi.
Hal tersebut dikarenakan pola hidup bergotong royong yang makin terpinggirkan, dan tergantikan oleh pola hidup individualistis.
4. Tradisi Rumpak-Rumpak
Tradisi Rumpak-Rumpak merupakan tradisi untuk memeriahkan momen keagamaan Islam, yaitu memperingati hari raya idul fitri (1 Syawal) dan idul adha.
Tradisi ini dilakukan secara turun temurun sampai sekarang tetap dilaksanakan di Kel. Kuto Batu Palembang. Tradisi rumpak-rumpak ini merupakan bentuk rasa syukur, kebahagian dan kemenangan yang diungkapkan oleh masyarakat Kel. Kuto Batu Palembang.
Tradisi Rumpak-Rumpak menggunakan alat yang disebut Terbangan.
Terbangan merupakan alat musik pukul dengan dua jenis pukulan yaitu pak (buka) dan bing (tutup).
Terbangan dipukul dengan berbagai macam irama yaitu pukulan selang, pukulan kincat (lintang), pukulan jos dan pukulan yahom.
Terbangan ini diiringi oleh lantunan syair yang mengandung pujian terhadap Nabi Muhammad SAW.
Pemain terbangan biasanya dilakukan generasi muda masyarakat Kel.Kuto Batu Palembang diikuti generasi tua yang mengikuti dan mendukung pelaksanaan tradisi rumpak-rumpak ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: