Sudah Mendunia ! 5 Tarian Tradisional Sumatera Selatan Ini Terkenal Unik, dan Digemari Segala Usia
Terian Gending Sriwijaya terpopuler di Sumsel-- Instagram Palembang.info
Mereka akan diberi tepak yang berisi kapur, pinang, sirih, dan ramuan lainnya.
Hal ini sebagai rasa syukur akan kedatangan tamu ke Bumi Sriwijaya.
Lalu, bagaimana kemudian tarian ini bisa menjadi populer di tanah air.
2. Tari Erai-Erai
BACA JUGA:Inilah 4 Tradisi Menarik Wong Palembang Saat Sambut Hari Raya Idul Fitri, Kamu Tahu?
Salah satu tarian yang memiliki makna dalam setiap gerakannya adalah Tari Erai-Erai yang berasal dari suku Lematang.
Kata erai-erai sendiri berasal dari bahasa setempat yang berarti serumpun.
Kata tersebut juga bisa dimaknai bahwa walaupun bercerai-berai, tetapi tetap satu.
Konsep kebersamaan dan persatuan tersebut sangat kental dalam Tari Erai-Erai.
Tarian ini menceritakan kegembiraan masyarakat adat Lematang ketika waktu panen padi tiba.
BACA JUGA:5 Film Terlaris Sepanjang Masa Di Indonesia Dengan Penjualan Tiket Terbanyak, Nomor 2 Wow Banget
BACA JUGA:Naga yang Ada Di Sungai Musi Muncul Untuk Memberikan Sebuah Pertanda, Benarkah?
3.Tari Begambo
Ini merupakan tarian khas daerah Toman yang berada di Sumatera Selatan.
Dalam pementasannya, seni tari tersebut mengisahkan kebiasaan orang-orang Toman ketika akan menanam gambo atau biasa disebut juga daun gambir.
Jangan heran kalau gerakan yang ada pada Tari Begambo seakan-akan seperti orang yang tengah menanam, merawat, hingga memanen hasil bumi.
Dalam hal ini adalah gambo.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Tempat Wisata yang Lagi Populer Di Palembang, Bisa Temani Liburan Akhir Pekanmu
Tarian tersebut ditampilkan secara berkelompok. Tentunya, dengan suasana yang ceria dan energik.
4.Tari Tanggai
Sebuah seni tari juga bisa berfungsi sebagai sarana ritual kepercayaan, lho.
Inilah yang dialami Tari Tanggai.
Tarian tersebut ternyata sudah ditampilkan sejak abad ke-5 Masehi.
BACA JUGA:Harga Rp1 Jutaan, 6 HP Samsung Ini Punya Spesifikasi Menawan, Main Game Mobile Legends Lancar
Pada saat itu, kesenian tersebut digunakan sebagai sebuah persembahan kepada Dewa Siwa.
Fungsi utama tari tersebut adalah menghantarkan sesaji yang berupa buah-buahan dan aneka bunga.
Itu sebabnya, seni tari ini dianggap sakral oleh masyarakat Palembang, Sumatera Selatan.
Disebut tari tanggai karena para penarinya mengenakan atribut tanggai atau kuku palsu di delapan jari (kecuali ibu jari).
Pada tahun 1920-an, Tari Tanggai tidak lagi menjadi bagian dari upacara ritual kepercayaan saja.
BACA JUGA:5 Pantai Indah Di Bangka Belitung Ini Bisa Kamu Datangi Ketika Libur Lebaran Idul Fitri 1445 H
BACA JUGA:Bikin Kamu Tambah Cinta Pasangan, Inilah Khasiat Utama Batu Akik Sulaiman Madu
Tarian ini berubah fungsi menjadi salah satu cara cari jodoh para orang tua Palembang.
Nama acara perjodohan tersebut adalah Rasan Tuo.
Di mana dua keluarga melakukan pertemuan untuk menjodohkan anak perempuan dan laki-lakinya.
Barulah pada tahun 1965 tarian ini berfungsi sebagai tarian yang ditampilkan untuk acara kenegaraan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: