Honda

Sudah Mendunia ! 5 Tarian Tradisional Sumatera Selatan Ini Terkenal Unik, dan Digemari Segala Usia

Sudah Mendunia ! 5 Tarian Tradisional Sumatera Selatan Ini Terkenal Unik, dan Digemari Segala Usia

Terian Gending Sriwijaya terpopuler di Sumsel-- Instagram Palembang.info

Dalam pementasannya, seni tari tersebut mengisahkan kebiasaan orang-orang Toman ketika akan menanam gambo atau biasa disebut juga daun gambir.

Jangan heran kalau gerakan yang ada pada Tari Begambo seakan-akan seperti orang yang tengah menanam, merawat, hingga memanen hasil bumi.

Dalam hal ini adalah gambo.

BACA JUGA:Mengintip Sejarah Tambang Batu Bara Tertua di Indonesia, Konon Terdapat Kisah Manusia Rantai, Kamu Tahu?

BACA JUGA:5 Rekomendasi Tempat Wisata yang Lagi Populer Di Palembang, Bisa Temani Liburan Akhir Pekanmu

Tarian tersebut ditampilkan secara berkelompok. Tentunya, dengan suasana yang ceria dan energik.

4.Tari Tanggai

Sebuah seni tari juga bisa berfungsi sebagai sarana ritual kepercayaan, lho.

Inilah yang dialami Tari Tanggai.

Tarian tersebut ternyata sudah ditampilkan sejak abad ke-5 Masehi.

BACA JUGA:Harga Rp1 Jutaan, 6 HP Samsung Ini Punya Spesifikasi Menawan, Main Game Mobile Legends Lancar

Pada saat itu, kesenian tersebut digunakan sebagai sebuah persembahan kepada Dewa Siwa.

Fungsi utama tari tersebut adalah menghantarkan sesaji yang berupa buah-buahan dan aneka bunga.

Itu sebabnya, seni tari ini dianggap sakral oleh masyarakat Palembang, Sumatera Selatan.

Disebut tari tanggai karena para penarinya mengenakan atribut tanggai atau kuku palsu di delapan jari (kecuali ibu jari).

Pada tahun 1920-an, Tari Tanggai tidak lagi menjadi bagian dari upacara ritual kepercayaan saja.

BACA JUGA:5 Pantai Indah Di Bangka Belitung Ini Bisa Kamu Datangi Ketika Libur Lebaran Idul Fitri 1445 H

BACA JUGA:Bikin Kamu Tambah Cinta Pasangan, Inilah Khasiat Utama Batu Akik Sulaiman Madu

Tarian ini berubah fungsi menjadi salah satu cara cari jodoh para orang tua Palembang.

Nama acara perjodohan tersebut adalah Rasan Tuo.

Di mana dua keluarga melakukan pertemuan untuk menjodohkan anak perempuan dan laki-lakinya.

Barulah pada tahun 1965 tarian ini berfungsi sebagai tarian yang ditampilkan untuk acara kenegaraan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: