Mengenal Keindahan Tanjak dan Filosofinya: Telah Eksis Sejak Masa Kesultanan Palembang Darussalam
Mengenal Keindahan Tanjak: Telah Eksis Sejak Masa Kesultanan Palembang Darussalam dan Filosofinya-instagram @jenakastyle-
Tak hanya sebagai simbol budaya, penggunaan tanjak pun juga ditujukan untuk acara-acara penting dan juga acara adat.
Tanjak sendiri berasal dari bahasa Melayu Palembang yang memiliki manka tanjak atau nanjak, yang berarti naik ke tempat yang tinggi.
BACA JUGA:6 Ragam Desain dan Nilai Filosofi Gaun Pengantin Pernikahan Adat Palembang
Hal inilah yang menjadikan tanjak berbentuk menjulang tinggi atau di bagian ujungnya meninggi yang diwakili dengan segitiga.
Seperti yang dilansir dari kemendikbud.go.ig, tanjak sendiri memiliki beberapa syarat, yang pertama terbuat dari kain.
Sebab, biasanya kain yang digunakan pada tanjak ialah kain songket, pardo, angkinan dan batik.
Untuk tanjak yang terbuat dari songket biasanya digunakan oleh para pangeran atau bangsawan yang memiliki jabatan tinggi, semantara tanjak batik digunakan bangsawan dan masyarakat umum.
BACA JUGA: 3 Tradisi Unik di Sumatera Selatan, Satu Diantaranya Bisa Ambil Ikan Secara Gratis
BACA JUGA:'Jangan Dak Tau' Inilah 7 Suku yang Ada di Sumatera Selatan, Kamu Asli Orang Mana Nih?
Syarat kedua ialah tanjak menggunakan kain segi empat yang kemudian dilipat menjadi kain yang berbentuk segitiga.
Selanjutnya, bagian terpenting yang ketiga ialah simpul, sebab simpul yang berada di tanjak akan melambangkan tentang ikatan atau persatuan.
Namun, ada juga beberapa yang mengartikannya sebagai ikatan pernikahan ataupun kekeluargaan.
Nah, simpul pada tanjak tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu simpul kanan dan juga kiri.
BACA JUGA:Tari Gending Sriwijaya dan Tari Tanggai di Sumsel Tak Ada Dasar Hukum, Benarkah?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: