Honda

Jadi Tanda Kiamat? Begini Cara Arab Saudi Menyulap Gurun Menjadi Perkebunan Subur

Jadi Tanda Kiamat? Begini Cara Arab Saudi Menyulap Gurun Menjadi Perkebunan Subur

Jadi Tanda Kiamat? Begini Cara Arab Saudi Menyulap Gurun Menjadi Perkebunan Subur -by vwalakte-on Freepik

PALPRES.COM - Arab Saudi menyulap gurun gersang menjadi lahan perkebunan subur. Bukan sekedar menjadi tanda kiamat, bagaimana cara Negara gurun tersebut mengubahnya?

Menduduki peringkat ke-13 sebagai negara terluas di dunia, wilayah ini didominasi oleh 95% gurun pasir.

Sebuah tempat yang secara logika dianggap tidak begitu sempurna untuk bercocok tanam.

Namun berkat teknologi yang ada, semua anggapan itu dapat terbantahkan. 

BACA JUGA:Hizbullah Hujani Israel dengan Roket Katyusha, Sasar Markas Divisi Golan

BACA JUGA:Panasnya Capai Suhu hingga 70 Derajat! Ini Kota Paling Panas di Dunia

Inilah cara Arab Saudi menyulap gurun gersang yang luas di Negaranya menjadi menjadi sebuah lahan perkebunan subur dan hijau.

Arab Saudi merupakan salah satu negara kaya dengan hasil minyak berlimpah bahkan negara ini masuk dalam jajaran teratas negara pengekspor minyak terbesar di dunia.

Meski unggul dalam urusan tambang minyaknya, Arab Saudi memiliki kelemahan di sektor lain yakni minimnya lahan subur yang dapat digunakan untuk bidang pertanian.

Arab Saudi terkenal sebagai sebuah negara yang mempunyai banyak kawasan gurun meskipun di bagian barat dayanya terdapat kawasan pegunungan yang berumput dan hijau. 

BACA JUGA:BIKIN GEMETER! 7 Sumber Kakayaan Dari Kim Jong Un, Pemimpin Korea Utara, Totalnya Capai Hingga Rp70 Triliun

BACA JUGA:Aksi Mahasiswa Pro Palestina Meluas ke Australia, Inggris, hingga Kanada, Ini Tuntutannya

Namun tetap saja sebagian besar wilayah Arab Saudi merupakan gurun pasir.

Mendapati kondisi ini Arab Saudi tentu tidak begitu saja berpasrah dengan keadaan.

Mereka berinovasi dengan mengubah gurun tandus menjadi lahan perkebunan yang subur dan hijau 

Tercatat dalam 60 tahun terakhir Arab Saudi telah berhasil mengubah 24.000 kilometer persegi lahan gurun tandus menjadi area yang subur.

BACA JUGA:Mirip Insiden Tol Bocimi, Jalan Tol di China Ambrol, Puluhan Orang Tewas

BACA JUGA:Banjir Bandang Rendam Madinah, Capai Masjid Nabawi, Ternyata Ini Penyebabnya

Bahkan luas gurun yang sudah disulap menjadi lahan yang hijau ini hampir 40 kali lipat dari luas Jakarta.

Alhasil dengan luasnya perkebunan yang mereka miliki negara gurun ini mampu mengekspor berbagai hasil pertanian 

Dalam perakteknya lahan-lahan pertanian di tengah gurun tersebut dibuat dengan membentuk sebuah lingkaran besar dengan diameter mencapai hingga sejauh 1 km.

Lingkaran hijau berjumlah ribuan ini menghasilkan pemandangan yang luar biasa di tengah gurun yang luas.

BACA JUGA:Ratusan Mahasiswa AS Pro Palestina Ditangkap, Banjir Dukungan dari Anak-anak Gaza

BACA JUGA:Aksi Pro Palestina Merambah ke Kampus Ternama di Perancis, Kutuk Kekejaman Israel

Bentuk lingkaran ini dibuat tidak sembarangan, tanpa alasan, bukan tanpa sebab dan tujuan, lahan dibentuk seperti ini dengan untuk memudahkan dalam proses irigasi dan pengairan.

Untuk mengembangkan pertaniannya Arab Saudi menggunakan teknologi center Pivot irrigation atau teknologi irigasi poros tengah.

Sebuah metode irigasi tanaman di mana perawatan berputar di sekitar poros dan tanaman disiram dengan alat penyiram.

Roda yang berputar di sekitar untuk mengontrol kecepatan penyemprotan air pupuk dan pestisida yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman pada lahan sehingga bisa lebih efisien.

BACA JUGA:Aksi Massa Pro Palestina Meluas di Kampus Ternama di Amerika Serikat, Ini Tuntutannya

BACA JUGA:Cuma Dihuni Oleh 1 Orang Saja! Ini Deretan 5 Kota Paling Tersepi yang Ada di Dunia

Dengan cara ini beragam tanaman seperti gandum, jagung kentang dan sayuran dapat tumbuh dengan baik, bahkan di daerah gurun kering seperti di kawasan Arab sekalipun. 

Teknologi irigasi Poros tengah ini ditemukan pertama kali pada tahun 1947.

Teknologi irigasi poros tengah adalah opsi irigasi yang menguntungkan secara teknologi, karena memiliki kinerja yang sangat tinggi dan presisi.

Poros tengah sudah banyak digunakan dalam perkembangan irigasi saat ini di seluruh dunia.

BACA JUGA:Kuburan Massal Ditemukan di Komplek RS di Gaza Palestina, Diduga Korban Kekejaman Israel

BACA JUGA:Diambang Invasi Besar-besaran ke Rafah, Pesawat Israel Serang Warga Sipil Palestina

Sistem irigasi Poros tengah pada dasarnya terdiri dari pipa yang dilengkapi dengan roda.

Poros irigasi yang diposisikan di tengah ladang memungkinkan seluruh sistem berputar di sekitar titik pusat gravitasinya.

Outlet sprinkler dipasang di atas pipa yang didukung oleh rangka baja di atas struktur menara, setiap menara dipasang pada dua roda besar, biasanya berjarak sekitar 30 sampai 60 meter.

Saat melakukan penyiraman lahan roda akan berputar mengelilingi lahan mengikuti porosnya.

BACA JUGA:Punya Kekayaan Fantastis 2 Saudara Konglomerat Indonesia Jadi Raja Klub Bola Italia Dimana Gudang Uang-nya?

BACA JUGA:Terancam Ditangkap Gegara Kejahatannya di Gaza, PM Israel Benjamin Netanyahu Lakukan Ini

Dengan cara Ini semua menjadi lebih mudah dan setiap jengkal lahan yang sangat luas dapat terjangkau dengan air tanpa terlewatkan satupun.

Dalam beberapa tahun terakhir sistem irigasi poros tengah telah berkembang pesat di seluruh dunia.

Karena kemampuannya untuk menerapkan air dengan cara yang sangat efektif.

Keuntungan lain dari sistem irigasi Poros tengah adalah bahwa mereka membutuhkan lebih sedikit Tenaga Kerja dan memberikan pupuk yang larut dalam air dengan biaya yang efektif di berbagai kondisi tanah tanaman dan topografi.

BACA JUGA:Iran Anggap Sepi Serangan Israel, Tak Tertarik Membalas, Kok Bisa?

BACA JUGA:Markas Komando Paramiliter Pro Iran di Irak Dibom, Apakah Dalangnya Israel?

Di Arab Saudi sekitar dua pertiga dari semua daerah irigasi menggunakan sistem irigasi Poros tengah.

Dengan menggunakan sistem irigasi Poros tengah petani di Arab Saudi telah berhasil menggunakan tanah berpasir untuk mendukung proses pertanian di lahan marginal yang tidak dapat diairi dengan sistem permukaan.

Selama tiga dekade terakhir sebagian besar wilayah gurun Arab Saudi telah berubah menjadi lahan pertanian irigasi intensif 

Arab Saudi tidak bisa mengandalkan air hujan Untuk mengairi lahan pertanian ini sebab curah hujan di area ini sangatlah minim.

BACA JUGA:Iran Vs Israel Perbandingan Kekuatan Militer 2 Negara Ini Siapa Lebih Hebat? Part 3

BACA JUGA:Iran vs Israel Bagaimana Kekuatan Mereka Jika Beradu di Medan Tempur Alutsista Siapa Lebih Unggul? Part 2

Satu-satunya cara yang masuk akal dan paling mungkin dilakukan adalah dengan menyedot air tanah yang berada terpendam jauh dibawah gurun.

Air-air tersebut di tambang dari kedalaman hingga 1 km lalu dipompa ke permukaan dan selanjutnya didistribusikan ketanaman melalui pipa irigasi Poros tengah.

Air dialirkankan ke lahan pertanian bentuk lingkaran yang luas dengan diameter hingga mencapai 1 km.

Dukungan dan insentif pemerintah kepada petani membuat pertanian Arab Saudi semakin maju dan berkembang.

BACA JUGA:Israel Bombardir Isfahan Iran, Apa yang Ada di Kota Itu?

BACA JUGA:Fasilitas Nuklir Iran di Kota Isfahan Aman dari Serangan Israel, Siap Respon Balik dengan Rudal

Sehingga saat ini tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, Arab Saudi juga mampu menjadi negara yang mengekspor bahan pangan ke beberapa negara lain 

Tercatat beberapa tahun terakhir produksi gandum Arab Saudi mencapai 700.000 ton, 634.000 ton semangka, 482.000 kentang, 312.000 ton tomat, dan 115.000 Ton mentimun.

Arab Saudi juga mengekspor sekitar 1,54 juta ton kurma tahun 2021 dan berhasil menempatkannya sebagai peringkat 1 negara penghasil kurma mengalahkan Mesir.

Kegigihan Arab Saudi dalam menyulap gurun menjadi lahan hijau produktif merupakan suatu langkah luar biasa di bidang agrikultur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: