Honda

Update BMKG, Gempa 4.1 Magnitudo Guncang Pacitan Jatim

Update BMKG, Gempa 4.1 Magnitudo Guncang Pacitan Jatim

Gempa berkekuatan 4.1 Magnitudo, hari ini Rabu 19 Juni 2024, terjadi di Pacitan, Jawa Timur (Jatim).-@infobmkg-

JATIM, PALPRES.COM – Gempa berkekuatan 4.1 Magnitudo, hari ini Rabu 19 Juni 2024, terjadi di Pacitan, Jawa Timur (Jatim).

Demikian dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di laman media sosial resminya di X, @infobmkg

Dalam rilisnya tersebut, BMKG memaparkan bahwa data bahwa gempa tersebut terjadi pada pukul 00:11:27 WIB.

Dengan lokasi di koordinat 9.49LS, 111.58BT.

BACA JUGA:8 Tujuan Wisata yang Paling Direkomendasikan untuk Dikunjungi di Jawa Tengah, Bikin Healing dan Betah

BACA JUGA:10 Khasiat Batu Akik Combong, Punya Khasiat Penyembuhan Emosional

Pusat gempa di 154 km Tenggara Pacitan, Jawa Timur.

Dengan kedalaman 10 Km.

Gempa juga hari ini tercatat terjadi Padang Sidempuan, Sumatera Utara (Sumut), pada pukul 02:22:58 WIB.

Gempa yang berpusat di koordinat 1.20LU, 98.85BT tersebut, dicatat berkekuatan 2.7 Magnitudo.

BACA JUGA:PDHI Sumsel Temukan 3 Sapi dan 2 Kambing Belum Penuhi Syarat Hewan Kurban, Turunkan 100 Dekter Hewan

BACA JUGA:Alhamdulillah, Jemaah Haji Telah Selesaikan Ibadah di Mina, Lanjut Thawaf Ifadhah, Sa'i dan Wada

Pusat gempa di 50 Km Barat Daya Padang Sidempuan, Sumatera Utara.

Gempa diperkirakan terjadi di kedalaman 51 Km.

Sementara itu BMKG Sulawesi Utara dalam rilisnya di laman medsos X @BMKGSulut, mencatat gempa berkekuatan 4.3 Magnitudo hari ini terjadi di Pulau Karatung, Sulut.

Gempa terjadi pada pukul 01:06:09 WIB, pada lokasi di koordinat 5.37 LU,126.47 BT.

BACA JUGA:7 Khasiat Utama Batu Akik Badar Lumut, Pengendali Amarah yang Meledak-ledak

BACA JUGA:Israel Makin Brutal! Bom Kamp Pengungsi, 17 Warga Gaza Tewas

Pusat gempa di 95 km Barat Laut Pulau Karatung, Sulut, dengan kedalaman 10 Km.

Gempa juga terjadi di Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, hari ini pukul 03:56:52 WIB.

Gempa berkekuatan 2.6 Magnitudo, terjadi di koordinat 0.13LS, 122.94BT.

Gempa berpusat di 77 Km Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, dengan kedalaman 88 Km. 

BACA JUGA:Sebelum Mundur dari Jabatan Selaku Pj Walikota Palembang, Ini Pesan Terakhir Ratu Dewa

BACA JUGA:Tampilan Mirip iPhone, Inilah 5 Keistimewaan Dari Realme Note 50 yang Dibarol Cuma Sejutaan

Sedangkan dari informasi BMKG Yogyakarta di X @bmkgjogja, pada pukul 01:59:15 WIB terjadi gempa di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Gempa di Bantul berkekuatan 2.6 Magnitudo.

Terjadi di koordinat .36 LS,110.20 BT.

Pusat gempa di 53 Km Barat Daya Bantul, DIY, dengan kedalaman 20 Km.

BACA JUGA:Momen Berkurban Sembari Belajar Sembelih Halal, IKesT Muhammadiyah Gandeng DPW Juleha Sumsel

BACA JUGA:Spesifikasi Motor Suzuki Avenis 125 yang Kepalanya Menyerupai Hewan, Diharga Rp27.000.000

Early Warning System 

Mungkin masih ada yang belum paham terkait apa itu Early Warning System (EWS).

Dikutip dari bpkad.sumbarprov.go.id, Early Warning System (EWS) merupakan Sistem Peringatan Dini saat terjadi bencana alam, misalnya gempa bumi.

EWS adalah serangkaian sistem untuk memberitahukan akan timbulnya kejadian alam.

BACA JUGA:Mana yang Paling Keren, Mobil Sedan Listrik BYD Seal Atau Hyundai IONIQ 6?

BACA JUGA:Mobil Listrik Asal China Wuling Binguo EV Sandang Gelar terlaris Saat Ini, Cek Spesifikasinya!

Bisa berupa bencana maupun tanda-tanda alam lainnya. 

Sistem peeringatan dini pada masyarakat atas bencana, merupakan tindakan memberikan informasi dengan bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat. 

Secara umum peringatan dini tersebut, berupa penyampaian informasi dalam bentuk sirine, kentongan dan lain sebagainya.

Namun menyembunyikan sirine hanya bagian dari bentuk penyampaian informasi yang perlu dilakukan.

BACA JUGA:50 Mahasiswa Asal Papua Halalbihalal Rayakan Idul Adha Bersama Kapolda Sumsel di Unsri Indralaya

BACA JUGA:Deretan Universitas Terbaik di Jawa versi AQ AUR 2024, Kampus Top Indonesia

Karena tidak ada cara lain yang lebih cepat untuk mengantarkan informasi ke masyarakat. 

Dengan adanya Early Warning System atau peringatan dini tersebut, masyarakat dapat merespon informasi tersebut dengan cepat dan tepat. 

Terkait Early Warning System atau peringatan dini ini, kesigapan dan kecepatan reaksi masyarakat diperlukan.

Karena waktu yang sempit dari saat dikeluarkannya Early Warning System atau peringatan dini, dengan saat (dugaan) datangnya bencana. 

BACA JUGA:PT Pharos Indonesia Buka Lowongan kerja Terbaru Untuk Lulusan SMK, D3, dan S1

BACA JUGA:Inilah Kabupaten Termiskin di Jawa Barat, Tapi Bupatinya Masuk Daftar Kepala Daerah Terkaya, Kok Bisa?

Sehingga kondisi kritis, waktu sempit, bencana besar dan penyelamatan penduduk merupakan faktor-faktor yang membutuhkan Early Warning System atau peringatan dini. 

Semakin dini informasi yang disampaikan, semakin longgar waktu bagi penduduk untuk meresponnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: