Honda

Sasar Beberapa Target Militer, Drone Hizbullah Ciptakan Kekacauan di Israel

Sasar Beberapa Target Militer, Drone Hizbullah Ciptakan Kekacauan di Israel

Milisi Islam Pro Iran di Lebanon terbukti mampu membuat Pasukan Pertahanan Israel atau IDF menjadi sibuk sepanjang hari.-Tangkapan layar YouTube-Disway.id

TEL AVIV, PALPRES.COM - Drone Hizbullah ciptakan kekacauan di Israel, sepanjang Selasa 25 Juni 2024 waktu setempat.

Drone berpeledak yang diterbangkan milisi Islam Pro Iran di Lebanon tersebut, terbukti mampu membuat Pasukan Pertahanan Israel atau IDF menjadi sibuk sepanjang hari.

Menurut Media Militer Hizbullah, serangan bergelombang mereka lakukan di sejumlah target militer Israel sepanjang Selasa 25 Juni 2024.

Titik pertama yang dihajar drone peledak Hizbullah, yakni di wilayah Bekaa.

BACA JUGA:Ini Air Terjun di Lubuklinggau yang Pernah Digunakan Oleh Noni Belanda Bertamasya

BACA JUGA:Tips Aman Mencari Jodoh di Media Sosial Menurut Buya Yahya, Sebaiknya...

Di wilayah ini, satu skadron drone Hizbullah menyasar markas Brigade Divisi 91 di wilayah Nahal Gershom

Serangan tersebut menargetkan posisi dan pos perwira dan tentara Israel mengakibatkan beberapa korban jiwa.

Selain itu, drone peledak Hizbullah kebakaran di dalam markas Brigade Divisi 91.

Titik lainnya yang disasar Hizbullah, yakni situs Bayad Blida.

BACA JUGA:Ada 2 Posisi Menarik! BUMN PT Pelni (Persero) Buka Lowongan Kerja Terbaru, Bisa Daftar Disini Cek Syaratnya

BACA JUGA:Berikut 7 Tanaman Herbal yang Dapat Mengatasi Asam Lambung

Selain drone, situs ini juga dihantam artileri Hizbullah hingga mengalami kerusakan.

Target ketiga yang sukses disasar Hizbullah di Israel, adalah situs Birket Risha.

Selain itu, Hizbullah juga menargetkan situs Al-Ramtha di perbukitan Kfar Shuba dan situs Zibdeen di Peternakan Shebaa Lebanon yang diduduki Israel dengan senjata roket.

Sementara itu, kekhawatiran terjadinya perang besar antara Hizbullah kontra Israel, menyebabkan Amerika Serikat merasa perlu melalukan beberapa tindakan.

BACA JUGA:Batu Akik Panca Warna Disukai Orang Karena Keindahannya

BACA JUGA:Isi Libur Sekolah, Ratusan Anak di Lubuklinggau Ikut Festival Sepak Bola Silampari Cup

Salah satunya menekan sekutunya Israel, agar sebisa mungkin untuk menghindari perang terbuka melawan Hizbullah.

Soalnya perang besar antara Hizbullah melawan Israel, dipercaya dapat menyebabkan krisis di Timur Tengah menjadi semakin parah.

Sehingga Amerika Serikat berpandangan, perlu segera diambil solusi diplomatik guna meredam ketegangan antara Hizbullah dan Israel.

Diketahui, Hizbullah ikut meramaikan ketegangan antara militan Hamas sejak 7 Oktober 2023 lalu.

BACA JUGA:Pj Wali Kota H Trisko Defriyansa Hadiri Acara Pisah Sambut Pj Gubernur Sumsel

BACA JUGA:Polres dan Pemkot Lubuklinggau Bedah Rumah Azhari di Kelurahan Muara Enim

Saat itu, pejuang Hamas melakukan serangan mendadak ke Isrel dengan sandi Operasi Banjir Al Aqsa.

Sebagai sekutu Hamas, Hizbullah merasa perlu ikut membela pejuang asal Palestina tersebut melawan kekejaman Israel.

Sejak saat itu, Pasukan Israel dan Hizbullah yang didukung Iran saling baku tembak hampir setiap hari dengan tentara Israel.

Perang Israel-Hizbullah menimbulkan risiko lebih besar untuk meningkat menjadi perang regional yang lebih luas  jika dibandingkan perang Gaza sejauh ini. 

BACA JUGA:Kemendagri Gelar Rakor Penyelarasan Pengelolaan Data Statistik, Kominfo Muba Jadi Narasumber

BACA JUGA:BUMN Perum Damri Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA dan SMK Penempatan seluruh Indonesia

Karena jika perang Hizbullah melawan Isrel melebar, ditakutkan Iran sebagai pendukung utama milisi Islam Lebanon tersebut akan langsung turun gelanggang.

Jika ini benar terjadi, maka dipastikan akan berpengaruh pada kondisi keamanan global.

Oleh karenanya, Amerika Serikat berupaya menurunkan suhu ketegangan antara Hizbullah dan Israel, ditengah terjadinya perselisihan antara Presiden AS Joe Biden dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Raphael Cohen, ilmuwan politik senior di RAND Corporation sebagai mana dirilis media massa berbasis di Prancis, Pemerintahan Joe Biden sangat khawatir konflik Hizbullah – Israel akan merembet menjadi perang besar-besaran.

BACA JUGA:Telan Dana Rp89,63 Miliar, Kementerian PUPR Akan Bangun Instalasi Air Baku 100 Liter Per detik di Daerah Ini

BACA JUGA:Pj Bupati Empat Lawang Audiensi dengan Direktorat Jenderal Keuangan Daerah Kemendagri, Ini yang Dibahas

Sedangkan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memperingatkan bahwa “perang lain antara Israel dan Hizbullah dapat dengan mudah menjadi perang regional, dengan konsekuensi yang mengerikan bagi Timur Tengah.”

Sehingga diplomasi dipandang Lloyd Austin sebagai cara terbaik, untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: