Citraland
Honda

Patahana Gagal Maju di Pilkada Muba 2024, Bagindo Togar: Aroma Kapitalisasi Finansial Paling Nyata di Sumsel

Patahana Gagal Maju di Pilkada Muba 2024, Bagindo Togar: Aroma Kapitalisasi Finansial Paling Nyata di Sumsel

Pengamat Politik dari Forum Demokrasi Sumsel (ForDes) Bagindo Togar.-Istimewa/Net-

PALEMBANG, PALPRES.COM- Pilkada Muba pada tahun 2024 ini sepertinya tidak berjalan mulus bagi beberapa patahana yang pernah masuk pada roda pemerintahan Kabupaten Muba.

Seperti Sekda Muba Drs Apriyadi MSi sempat duduk selama 2 tahun sebagai Pj Bupati Muba.

Serta Beni Hernedi yang sempat menjabat Wakil Bupati dan Plt Bupati kini duduk sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Muba.

Kedua patahana tersebut gagal maju di Pilkada Muba 2024 ini lantaran tidak adanya Parpol pengusung.

BACA JUGA:Isu Tidak Maju di Pilkada Muba 2024, Kuyung Beni: Jangan Ada Niat untuk Menjegal Calon Tertentu

BACA JUGA:PKS Resmi Tarik Dukungan ke Apriyadi Alihkan Dukungan ke Lucianty di Pilkada Muba 2024, Ini Respon Apriyadi

Menanggapi hal tersebut Pengamat Politik dari Forum Demokrasi Sumsel (ForDes) Bagindo Togar pun menyoroti Pilkada Muba.

Menurutnya, pada Pilkada Muba sendiri bisa di bilang Kapitalisasi Finansial paling nyata di Sumatera Selatan (Sumsel).

Sehingga para patahana sendiri merasa terjegal oleh para calon atau kandidat yang mengandalkan kekuatan finansial.

“Inilah namanya kapitalisasi finansial, di Muba itu kapitalisasi paling nyata dan aroma paling kencang di Sumsel,” kata Bagindo dihubungi, Selasa 27 Agustus 2024.

BACA JUGA:Toha Resmi Kantongi Surat B1-KWK Partai Nasdem dan PKB untuk Pilkada Muba 2024

BACA JUGA:Usai Golkar, Hj Lucianty Pastikan 2 Parpol Ini Segera Berikan SK Rekomendasi Dukungan Untuk Pilkada Muba 2024

Lanjutnya, mungkin APBD Muba sendiri paling tinggi mencapai 4 triliunan sementara Daftar Pemilih Tetap (DPT) 492.504 jiwa. Makanya Pilkada Muba itu terlihat seksi bila dibandingkan dengan Pilkada daerah lainnya.

“Mungkin saja acuan atau proyeksi mereka itu jumlah APBD yang besar, nantinya menjadi korban itu masyarakat Muba sendiri. Karena yang bertarung itu tukang bancakan APBD semua,” cetusnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: