Pertama di Indonesia, Pelabuhan PHR WK Rokan Sudah Kantongi Sertifikat ISPS Code
Simulasi kegiatan latihan gabungan keadaan darurat operasi migas di fasilitas pelabuhan PHR WK Rokan,-Istimewa-
DUMAI, PALPRES.COM- Sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia tentu ditunjang sejumlah infrastruktur memadai.
Salah satunya itu pelabuhan yang di operasikan oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja Rokan.
Pelabuhan yang dioperasikan oleh PHR tersebut juga digunakan oleh KKKS lain yang beroperasi di Provinsi Riau untuk menyalurkan minyak bumi ke kilang dalam negeri.
Kerennya lagi Pelabuhan PHR itu juga merupakan yang pertama di Indonesia yang menerima sertifikat standar keselamatan ISPS Code, dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada Desember 2004.
BACA JUGA:Cari Cadangan Minyak Baru, PHR Lakukan Survei Seismik 3D di Kabupaten Siak
BACA JUGA:Respon Cepat Dilakukan PHR Untuk Warga Terdampak Pipa Bocor di Rokan Hilir
Bahkan telah menerima penghargaan internasional untuk pemenuhan standar yang tinggi “Gold Medallion” saat diadakan inspeksi oleh US Coast Guard dan Direktorat Gamat (Penjagaan dan Penyelamatan) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada 2005.
Demikianlah disampaikan oleh Kepala KSOP Kelas I Dumai, Kapten Diaz Saputra pada saat simulasi kegiatan latihan gabungan keadaan darurat operasi migas di fasilitas pelabuhan WK Rokan, yang dilaksanakan bersama KSOP Dumai, Polres Dumai, Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Dumai, Polairud Dumai, SKK Migas dan lintas fungsi di PHR.
Dikatakan Diaz, bahwa fasilitas Pelabuhan-pelabuhan yang disandari oleh kapal-kapal Internasional wajib menerapkan ISPS Code.
“Kami menyambut gembira dan apresiasi terhadap PHR yang melaksanakan latihan gabungan ini.
BACA JUGA:Pemprov Riau Nilai Keberadaan PHR Bisa Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat, Ini Buktinya
BACA JUGA:Masuki Tahap Eksekusi Proyek CEOR, PHR Pastikan Produksi Minyak dari Blok Rokan Meningkat
Kegiatan ini berguna dalam menguji kesiapsiagaan personel dan peralatan dalam mengatasi ancaman gangguan, sebagai langkah antisipasi di bidang pengamanan pelabuhan,” paparnya.
Diaz menambahkan, bahwa saat ini gangguan yang terjadi bukan hanya dalam bentuk fisik, namun juga berupa ancaman siber yang berpotensi mengganggu operasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: