Citraland
Honda

Akan Ada Kenaikkan Usia Pensiun di Seluruh Dunia, Benarkah?

Akan Ada Kenaikkan Usia Pensiun di Seluruh Dunia, Benarkah?

Pensiun di seluruh dunia akan di naikan--Freepik.com

BACA JUGA:Pemprov Sumsel Terus Perbaiki Sistem Perbankan Agar Raih Provinsi Ekonomi Mandiri

Lalu Selain dengan untuk menaikkan usia pensiun wajib, berbagai literatur menunjukkan bahwa untuk menjaga ketahanan keuangan sekaligus kesinambungan program pensiun yang bersifat PAYG, kebijakan lainnya adalah mengurangi manfaat pensiun, menaikkan besaran iuran dan yang paling drastis adalah beralih sepenuhnya ke skema yang sepenuhnya funded.

Tentunya Apa yang Dapat Dipelajari?

Lalu untuk struktur demografi yang lebih muda dibandingkan dengan China dan Jepang, misalnya dilihat dari indikator OADR yang saat ini berada di level 10,7, apa yang dapat dipelajari Indonesia dari kebijakan menaikkan usia pensiun wajib yang ditempuh oleh dua negara tersebut? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, kita perlu melihat seperti apa struktur demografi Indonesia ke depan.

Indonesia akan menyamai level OADR China saat ini, yaitu 21,2 persen antara 2041 dan 2042 serta tidak akan menyamai level Jepang saat ini, yaitu 50,7 persen hingga 2100 mengingat pada tahun tersebut OADR Indonesia diperkirakan hanya akan mencapai 43,5 persen.

BACA JUGA:Inilah 5 Mobil Bekas Paling Dicari Tahun 2024 dengan Harga Mulai Rp 30 Jutaan

BACA JUGA:Beberapa Fakta Mencengangkan Serangan Rudal Balistik Iran ke Israel

Dengan struktur demograsi yang relatif jauh lebih muda dibandingkan China dan Jepang, menjadi pertanyaan selanjutnya apakah Indonesia telah menghadapi urgensi yang serupa untuk menaikkan usia pensiun wajib.

Jawaban untuk pertanyaan tersebut tentu saja belum. Justru, Indonesia saat ini masih dalam periode awal dari bonus demografi (demographic dividend).

Dengan menerapkan threshold OADR sebesar 22,7 yang disarankan oleh IMF dalam Honda dan Miyamoto (2009) untuk mengklasifikasikan suatu negara telah memasuki aging population, Indonesia baru akan memasuki periode tersebut pada 2050 dengan OADR akan mencapai 23,1 persen.

BACA JUGA:Anak Lolos Bintara Polri Jalur Disabilitas, Serka Hendri: Terima Kasih Kapolri

BACA JUGA:Beberapa Fakta Mencengangkan Serangan Rudal Balistik Iran ke Israel

Hal ini tentu menjadi kabar baik mengingat masih panjangnya waktu yang dimiliki Indonesia untuk mempersiapkan diri menghadapi aging population, sekaligus pada saat bersamaan mengoptimalkan manfaat dari periode bonus demografi. Periode bonus demografi yang ditandai dengan peningkatan supply tenaga kerja ke dalam perekonomian sebagai dampak dari melimpahnya jumlah penduduk usia kerja dapat dioptimalkan dengan mendorong pembukaan lapangan kerja secara luas dan penguatan keterampilan agar tenaga kerja menjadi lebih berkualitas dan produktif.

Sehingga Lalu upaya ada periode bonus demografi, jumlah dependant menjadi lebih kecil dibanding penduduk usia kerja sehingga personal saving dari penduduk usia kerja berpotensi untuk terakumulasi dengan cepat dan menjadi modal penting untuk menstimulasi perekonomian.

Sehingga Tentunya diperlukan strategi kebijakan untuk mendorong peningkatan investasi sehingga saving tersebut dapat bergulir ke sektor riil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: