Debat Pertama Selesai Dalam Pilgub Sumsel, Pengamat Politik Sebut Survei Elektabilitas Bisa Berubah

"Tentunya eddy leading. Deru dan Mawardi terlihat pusing," katanya.

Tak hanya itu Meskipun begitu dia juga mengungkap jika secara umum debat kemarin terkesan normatif dan tidak menyentuh pokok permasalahan. 

BACA JUGA:PER 2025, Pengajuan Data DTKS Untuk Dapat Bansos Bisa Ajukan Ke Desa dan Kelurahan, Update dilakukan per bulan

BACA JUGA:Intip Kiprah Muchendi Mahzareki, Sosok Pemimpin Muda yang Siap Membangun OKI

Lalu untuk serangan-serangan masih dianggap batas wajar.

Hal itu sangat selaras dengan yang dikatakan pengamat Politik Sumsel Haekal Al Haffafah menyebut jika debat pertama akan mempengaruhi tingkat elektabilitas Paslon Pilkada. 

Adapun itu untuk jumlahnya tidak besar, tapi akan ada migrasi dukungan.

"Sehingga jika bicara dalam konteks debat kemarin, kita sebetulnya bicara dalam kategori pemilih intelektual pergeseran itu tak akan jauh. Tapi cukup memengaruhi migrasi dukungan," ujarnya.

BACA JUGA:PIEP Dorong Wawasan Energi Bagi Generasi Muda, Ini Salah Satu Buktinya

BACA JUGA:Mantan Asisten II Setda Muba Jabat Komisaris PT Muba Energi Maju Berjaya

Lalu untuk terkait dominasi survei oleh Herman Deru yang elektabilitasnya tinggi, dia menyebut jika variabelnya adalah potret survei.

"Jadi ya sudah mesti diingat, banyak studi kasus beberapa Pilkada justru dimenangkan kandidat yang tidak dimenangkan lembaga survei. Variabelnya mesin partai, relawan, infrastruktur birokrasi, termasuk kerja-kerja tim untuk dapatkan dukungan pemilih transaksional. Semua kerja itu sering kali tidak terjangkau oleh lembaga survei," jelasnya.

Untuk itu menurut Haekal, ada tiga model pemilih dalam dinamika kepemiluan. 

Untuk Pertama, pemilih emosional, seperti circle keluarga, paguyuban, hobi, komunitas, primodial daerah, parpol dan lain-lain.

BACA JUGA:Transaksi Lebih Mudah, Cepat, dan Aman, QRIS BRI Solusi Pembayaran Praktis di Indonesia

Sumber: