Honda

Kampung Unik di Sulawesi Tenggara, Warganya Asli Indonesia Tapi Bermata Biru dan Berambut Pirang, Kok Bisa?

Kampung Unik di Sulawesi Tenggara, Warganya Asli Indonesia Tapi Bermata Biru dan Berambut Pirang, Kok Bisa?

Ilustrasi kampung unik di Sulawesi Tenggara, warganya asli Indonesia tapi bermata biru dan berambut pirang.-Freepik.com/Racool_studio -

JAKARTA, PALPRES.COM - Umumnya orang Asia, termasuk Indonesia, matanya berwarna coklat kehitaman. 

Pengecualian untuk warga kampung unik di Sulawesi Tenggara.

Mereka asli Indonesia, tapi matanya bermata biru, kok bisa? 

Ciri fisik warga di kampung unik di Sulawesi Tenggara memang berbeda dari kebanyakan orang Indonesia. 

BACA JUGA:NGERI! Kampung Unik di Yogyakarta, Hanya Boleh Dihuni 7 KK Sejak Dulu, Berani Menetap Nyawa Melayang

BACA JUGA:Kampung Unik di Jawa Barat: 85 Tahun Warga Sekampung Tidak Makan Nasi, Gak Bahaya Ta?

Mereka ini seperti bangsa Eropa.

Ciri-ciri ras Kaukasia ada pada mereka, seperti bermata biru dan rambut pirang. 

Beberapa di antaranya juga bertubuh tinggi besar, berkulit lebih putih, dan berhidung mancung.

Dikutip dari YouTube Luqman Channel, kampung unik yang warganya bermata biru adalah desa di Pulau Siompu, Sulawesi Tenggara.

BACA JUGA:Masyarakat Disini Tak Pernah Makan Nasi! Kampung Unik di Cimahi Ini Justru Makan Rasi, Apa itu?

BACA JUGA:Generasi Z Sulit Tinggal Disini, Ini Kampung Unik di Tasikmalaya yang Menolak Listrik dan Teknologi

Tepatnya di Desa Kaimbulawa, Kecamatan Siompu Timur yang ada di Pulau Siompu, salah satu pulau di wilayah Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara.

Mata biru yang dimiliki penduduk tentu menjadi daya tarik utama dari pulau tersebut.

Mengingat mayoritas warna mata masyarakat Indonesia adalah cokelat kehitaman. 

Penasaran ingin tahu lebih dalam mengenai keunikan Pulau Siompu yang eksotis di Sulawesi Tenggara? 

BACA JUGA:Kampung Unik di Banyuwangi, Dipenuhi 1000 Patung Kuno, Mirip Terakota di China

BACA JUGA:Kampung Unik di Banyumas, Warga Hidup Berdampingan dengan Ratusan Monyet Liar

Simak ulasan ini lebih lengkap.

Pulau ini berada di Kabupaten Buton, Bau-Bau, Sulawesi Tenggara.

Pulau Siompu memiliki luas sekitar 60 kilometer persegi dan banyak terdapat batu kapur yang tajam dan keras.

Pulau ini bersama dengan pulau-pulau lain di sekitarnya membentuk gugusan terumbu karang yang sangat memesona.

BACA JUGA:Kampung Unik di Bondowoso, Banyak Warganya Berpenghasilan Ratusan Juta, Kerjanya Apa?

Untuk menikmati keindahan bawah lautnya, kamu bisa menyelam di pulau ini.

Salah satu titik selam yang terkenal yaitu Tongali Ridge.

Di kawasan ini banyak ikan hiu yang hilir mudik.

Kamu pasti akan terkejut karena di kedalaman 15 meter saja sudah bisa menyaksikan pemandangan bawah laut yang menakjubkan.

BACA JUGA:Kampung Unik di Jawa Barat, Hampir Seabad Warganya Tidak Makan Nasi, Mengapa?

Dinding-dinding karang ditumbuhi bunga karang menjadi pemandangan yang cantik di dasar laut, ditambah dengan warna-warni ikan dan jaring para nelayan melengkapi pemandangan bawah laut.

Air laut di Pulau Siompu sangat jernih, airnya berwarna biru.

Selain pantai dan pemandangan bawah laut yang indah, Pulau Siompu juga terkenal dengan jeruknya yang khas.

Mayoritas penduduk Siompu memang menjadi petani jeruk.

Meskipun keadaan alam Pulau Siompu dipenuhi dengan cadas dan batu karang tapi tidak menghalangi tanaman jeruk untuk tumbuh subur di pulau ini.

Jeruk Siompu merupakan salah satu jenis jeruk yang langka.

Pulau Siompu secara administratif dibagi menjadi dua kecamatan, yakni Siompu Timur dan Siompu Barat.

Selain pemandangan baharinya yang menakjubkan, ada satu lagi pesona yang tersimpan di pulau dengan vegetasi alam berupa perbukitan batu karang dan tebing ini.

Di sini terdapat sekelompok masyarakat yang berparas mirip dengan orang bule.

Tepatnya, di Desa Kaimbulawa, desa seluas 9,6 km persegi di Kecamatan Siompu Timur.

Untuk bisa bertemu dengan para pemilik mata biru ini harus menaklukkan jalanan terjal hingga ke perbukitan Kaimbulawa.

Di kawasan perbukitan ini kelompok mata biru bermukim dan menjadi bagian dari populasi 1.010 jiwa masyarakat Desa Kaimbulawa.

Mengapa warga di kampung unik ini mirip dengan orang-orang Eropa?

Hal itu ternyata berhubungan dengan sejarah penjajahan di masa lalu. 

Fenomena tersebut ternyata berkaitan dengan Bangsa Portugis yang sempat menjajah Indonesia antara tahun 1500 sampai 1600-an.

Secara historis, Pulau Siompu memang pernah menjadi tempat singgah penjajah Portugis sebelum menuju ke Maluku untuk mengambil rempah-rempah. 

Di tempat singgah, penjajah Portugis juga menjalin hubungan baik dengan pihak kerajaan hingga melakukan pernikahan dengan warga lokal. 

Hal itu tertulis dalam naskah kuno peninggalan Kesultanan Buton yang berjudul ‘Kanturuna Mohelana’ atau ‘Pelitanya Orang Berlayar’.

Salah satu pernikahan campuran Buton-Portugis yang terkenal saat itu adalah pernikahan pimpinan kapal Portugis, Felengkonele dengan putri Pulau Siompu, Waindawula. 

Dari sanalah, lahir beberapa anak, termasuk La Ode Raindabula yang kemudian beranak-pinak sampai sekarang. 

Sayangnya, anak turun La Ode Raindabula mendapatkan diskriminasi dari pemerintahan Belanda yang berusaha merebut pengaruh Portugis di Kesultanan Buton. 

Saat itu, penjajah Belanda melakukan propaganda dengan menyebut bahwa keturunan Portugis adalah pengkhianat. 

Imbasnya, banyak dari keturunan Portugis-Buton yang mengasingkan diri ke sejumlah wilayah. 

Beberapa di antaranya membangun tempat tinggal di wilayah pedalaman, seperti perbukitan Kaimbulawa. 

Kini, jumlah masyarakat bermata biru di Pulau Siompu tidak terlalu banyak, yakni tidak lebih dari 10 orang. 

Meskipun demikian, fenomena unik itu tetap membuat wisatawan penasaran dengan Pulau Siompu, selain karena panorama alamnya yang menakjubkan. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: