Honda

KEREN, Indonesia Bisa Jadi Pemain Gas Kelas Dunia, Simpan Cadangan Gas 54,83 TSCF

KEREN, Indonesia Bisa Jadi Pemain Gas Kelas Dunia, Simpan Cadangan Gas 54,83 TSCF

Ilustrasi cadangan gas di Indonesia mencapai 54,83 TSCF-pixabay-

PALPRES.COM - Pemerintah bakal melakukan revisi proyek pengembangan Blok Masela di maluku Tenggara.

Hal ini bertujuan guna memacu ketercapaian standar Net Zero Emission (NZE) tahun 2060.

Diketahui, proyek pengembangan gas alam dari Lapangan Abadi, tepatnya di kawasan Blok Masela ini sempat menggantung nasibnya seja tahun 2020.

Akan tetapi, potensi Indonesia untuk menjadi pemain gas alam kelas dunia masih ada harapan berkat temuan cadangan gas yang salah satunya ada di Maluku Tenggara ini.

BACA JUGA:15 Tips dan Trik Mengusir Cicak dari Rumah, Pakai Serbuk Kopi Juga Bisa

BACA JUGA:Cocok Buat Liburan Akhir Tahun Bersama Keluarga dan Teman, Ini Deretan Mal Terbaik di Palembang

Sebagai informasi, Indonesia menyimpan cadangan gas sebesar 54,83 Triliun Standard Cubic Feet (TSCF) di seluruh nusantara.

Dengan potensi besar itu, bisa menjadi harapan baru ketahanan energi nasional dan menggapai target Net Zero Emission 2060.

Sebelumnya, Perusahaan Shell diketahui sempat pilih hengkang dari pengembangan proyek migas strategis tersebut.

Menurut keterangan pers yang disampaikan melalui situs Kementerian ESDM, akan ada perkembangan lebih lanjut mengenai proyek strategis yang satu ini.

BACA JUGA:Dongkrak Kinerja ASN, Pemkab OKI Launching Layanan Digital 'OKI Darling'

BACA JUGA:Rahasia Tampil Cantik Sepanjang Hari, Ini Dia Pilihan Bedak Tabur Buat Makeup Tahan Lama, Cocok Buat Natal!

Pemerintah akhirnya mengambil langkah khusus untuk membangkitkan kembali lapangan abadi di wilayah kerja Masela Maluku Tenggara ini.

Pemerintah diketahui telah menyetujui adanya revisi pengembangan Blok Masela, khususnya Lapangan Abadi yang diketahui menyimpan cadangan gas hingga 2,3 triliun TSCF.

Potensi besar gas alam di wilayah itu harapannya bisa mendukung energi nasional dalam bentuk pembangkit listrik, industri dan transportasi.

Revisi pengembangan lapangan migas strategis ini akan mencakup adanya skema kegiatan Carbon Capture Stroge (CCS).

BACA JUGA:Jadwal Pencairan BLT El Nino Rp400.000 Melalui Kantor Pos, Periksa Status Penerima Anda Sekarang!

BACA JUGA:Mitos Kampung Unik di Kabupaten Nganjuk, Jadi Lokasi Pesugihan Hingga Meminta Kenaikan Jabatan

Kegiatan penangkapan dan penyimpanan kembali karbon dioksida (CO2) dalam skema CCS ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Dilansir dari laman Kementerian ESDM, rangkaian prosesnya meliputi penangkapan CO2 menggunakan teknologi khusus.

Selanjutnya karbon dioksida yang telah ditangkap, berlanjut dipindahkan ke lokasi penyimpanan melalui pipa atau kapal tanker.

Kemudian barulah CO2 akan disimpan di area bawah tanah yang memiliki formasi bebatuan yang aman.

BACA JUGA:Selain Raja Ampat, 5 Destinasi Wisata Ini Punya Pemandangan Bawah Laut Paling Menakjubkan di Indonesia

BACA JUGA:Cek Penerima Bansos Beras 10 Kilogram untuk Alokasi Januari-Juni 2024

Bukan itu saja, penyimpanan di bawah laut pun bisa menjadi tempat penyimpanan karbon dioksida tersebut.

Dengan adanya kepemilikan hak partisipatif dari Inpex Masela Ltd, PT Pertamina Hulu Energi Masela dan Petronas Masela Sdn Bhd (15 persen) diharap proyek pengembangan Blok Migas ini bisa direalisasikan pada tahun 2030.

Sebagaimana diketahui, bahwa kontrak kerjasama eksplorasi migas di Blok Masela telah ditanda tangani sejak 16 November 1998.

Kontrak eksplorasi itu diketahui pula akan berakhir pada 15 November 2055.

BACA JUGA:Resmi Kembali Sapa Penggemar! Ini Lirik Lagu 'Crazy Form' Milik ATEEZ

BACA JUGA:Nyaman Seperti Rumah Sendiri, 5 Penginapan Murah di Yogyakarta Ini Asyik Buat Liburan Tahun Baru 2024

Demikianlah informasi mengenai Indonesia bisa menjadi pemain gas kelas dunia dengan cadangan gas 54,83 TSCF. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: