JAKARTA, PALPRES.COM – Sebagian besar dari kita mungkin pernah mengalami bangun di malam hari. Atau mungkin juga setelah terbangun tidak bisa tidur kembali sehingga membuat kondisi badan kurang fit.
Sebuah artikel yang ditulis oleh dr. Andi Marsa Nadhira menyebutkan jika orang yang sering terbangun di malam hari dan sulit untuk tidur kembali disebut sebagai middle insomnia atau sleep-maintenance insomnia.
Pada kondisi normal, seseorang dapat terbangun setidaknya 1–2 kali dalam semalam. Hal tersebut bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya konsumsi kafein atau alkohol, lingkungan tidur yang buruk, gangguan tidur, atau kondisi medis tertentu.
Selain itu, pertambahan usia, jet lag atau bekerja dengan sistem shift juga dapat memengaruhi ritme tidur dan menyebabkan orang sering terbangun di malam hari. Seiring waktu, kondisi ini bisa menyebabkan penurunan produktivitas dan memicu munculnya berbagai masalah kesehatan.
BACA JUGA:Kenali Resiko Tidur Saat Rambut Basah, Nomor 6 Bikin Pusing
Berikut ini adalah beberapa kondisi atau masalah kesehatan yang dapat menyebabkan sering terbangun di malam hari:
1. Gangguan fisik
Beberapa gangguan fisik, misalnya rasa tidak nyaman pada lambung atau nyeri sendi yang muncul pada malam hari, tentu bisa mengganggu tidur. Selain itu, ada berbagai gangguan fisik lain yang juga dapat menyebabkan orang sering terbangun pada malam hari, yaitu:
a. Penyakit pernapasan, misalnya asma, bronkitis, atau kelainan pada paru
BACA JUGA:Ketahui Manfaat Daging Kambing Untuk Kesehatan, Simak Ini!
b. Penyakit saraf dan otak, seperti penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson
c. Perubahan kadar hormon dapat memicu keringat berlebih dan membuat tidur jadi tidak nyaman, misalnya saat menstruasi atau menjelang menopause
d. Penyakit diabetes, jantung, serta gangguan pada prostat dan kandung kemih dapat menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil sehingga tidur menjadi terganggu
e. Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya obat golongan penghambat beta, obat asma, atau antidepresi
BACA JUGA:Wagub Sumsel Ajak Stakeholder Sosialisasikan Wisata Kesehatan