Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Kesembilan)

Rabu 20-07-2022,07:34 WIB
Reporter : Dudy Oskandar
Editor : Tom

Betapa sayangnya bahwa di negeri yang menyenangkan ini tidak terdapat banyak selingan, sehingga kanal-kanal di Amsterdam bisa dikatakan sebagai tempat di mana terdapat kebahagiaan. 

Apabila pada suatu malam di musim gugur saya berjalan menyelusuri jalanan becek, saya merindukan negeri pohon palem, dan kini saya dikelilingi oleh alam yang indah, namun kini saya hendak mempertaruhkan ibu jari saya untuk bisa menikmati satu malam saja dalam kegemerlapan untuk menghindari suhu panas yang luar biasa ini.

BACA JUGA: Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Keenam)

Di sini tidak ada banyak berita atau mungkin karena saya melihat rakyat Lampung yang begitu ramah; mereka terbebas dari sifat mengabdi yang menjadi ciri khas rakyat Jawa, mereka lebih mengingatkan saya pada rakyat Batak, yang saya ingin kunjungi kembali. 

Bali tidak akan hilang dari ingatan saya, karena saya berharap bisa melakukan lebih banyak di sana ketimbang di sini. 

Residen di sini, Tuan Schiff, adalah seorang pria yang sangat menyenangkan. 

Saya menginap di rumah Tuan Schiff dan saya ingin memberinya sesuatu sebagai tanda terima kasih. 

BACA JUGA:Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Kelima)

Oleh karena itu, saya mohon kepada Anda untuk meminta atas nama saya kepada Tuan Van Leeuwen untuk mengirim lewat pos kamus bahasa Batak, buku Tata Bahasa Toba dan bagian keempat dari Buku Bacaan Batak ke alamat Tuan D. Schiff, Residen Lampung. 

Tentu saja semua atas biaya saya, mudah-mudahan Tuan Van Leeuwen akan memenuhi permintaan saya ini secepat mungkin. 

Dari Engelmann saya mendengar bahwa keadaannya sudah membaik dibandingkan ketika saya menjenguknya. 

Saat itu, keadaannya sangat buruk dan saya benar-benar menyangka bahwa ia akan mati. 

BACA JUGA:Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Keempat)

Sebuah tulisan bagus tentang hasil kerja Van Matthes telah diterbitkan dalam majalah Bataviasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Perkumpulan Seni dan Ilmu Pengetahuan Batavia). 

Seorang Pengawas di Lampung bernama Wilkens yang tinggal di Manggala, mengenal Van Matthes secara pribadi dan ia sangat memuji semangat Van Matthes. 

Di Makassar ternyata ia adalah kaki tangan Gubernur. 

Kategori :