PALI, PALPRES.COM- Adanya perusahaan di wilayah suatu desa dapat bermanfaat bagi masyarakat mulai dari infrastruktur, maupun pembangunan Sumber Daya Manusianya (SDM).
Namun, hal tersebut tidak dialami Desa Benuang, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) yang seolah diabaikan perusahaan Minyak dan Gas Bumi (Migas). Padahal perusahaan itu beroperasi di wilayah desa tersebut.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten PALI yang merupakan putra asli desa Benuang, Hoirillah mengaku kecewa terhadap perusahaan plat merah yang beroperasi di desanya.
“Sumur-sumur produksi perusahaan migas itu banyak di wilayah Desa Benuang. Tapi, kontribusi terhadap desa sangat minim, baik melalui CSR maupun penggunaan tenaga kerja dari desa kami," katanya saat dibincangi, Rabu 30 November 2022.
BACA JUGA:Kantor Pos di Kabupaten PALI Diserbu Ratusan Warga, Ada Apa Ya
Ia sangat menyayangkan dengan sikap PT Pertamina field Adera, karena sudah lama beroperasi di wilayah Desa Benuang, namun tidak ada perhatian di wilayah ring satu perusahaan tersebut.
Apalagi, ia menerangkan, informasinya sumur di Desa Benuang itu produksi terbesar di wilayah asset dua atau zona empat.
“Tapi, kalau kita lihat di lapangan tidak ada kontribusi bagi masyarakat di desa kami. Jalan Dusun Mampai masih rusak, CSR tidak ada. Pernah saat ada kebocoran pipa dan pencemaran, masyarakat hanya mendapat nasi bungkus saja, tidak ada kompensasi yang diberikan perusahaan,” terang Politisi PDI Perjuangan ini.
Lebih lanjut ia menceritakan sejak dua bulan yang lalu, masyarakat Desa Benuang pernah meminta untuk dibukakan lahan yang akan dijadikan lapangan sepak bola, namun hingga saat ini belum ada tanggapan pasti dari perusahaan tersebut.
BACA JUGA: Diduga Gelapkan Dana Desa, Oknum Kades PALI Ditahan
“Kita kemarin sempat menanyakan ke salah satu pegawai disana (Pertamina Adera) dan dijawab nanti alat kita masih mengurusi desa lainnya. Padahal Desa Benuang ini merupakan ring satu, kan bisa disewakan alat dulu untuk membuka lahan sepakbola yang dikit ini,” jelasnya.
Ia berharap, perhatian perusahaan terutama pada desa atau wilayah kerjanya lebih diperhatikan lagi.
“Perusahaan itu harus ada timbal baliknya terhadap wilayah kerjanya terutama ada desa maupun masyarakat disana, jangan hanya mengeruk hasil semaksimal mungkin, tapi dampak positif untuk daerah ataupun masyarakat nihil,” pungkasnya.