BACA JUGA: Masjid Bersejarah yang Bisa Kamu Kunjungi Ketika Berada di Kota Palembang
Mendengar jawaban itu, ketua adat beserta rombongannya berpamitan untuk kembali ke Dusun Kutei Donok. Setelah rombongan itu pergi, si Lidah Pahit baru menyadari akan ucapannya tadi. Dalam hati, ia yakin betul bahwa anaknya yang sebenarnya tidak meninggal kemudian menjadi meninggal akibat ucapannya sendiri. Maka dengan ucapan saktinya itu, anaknya pun benar-benar telah meninggal dunia.
Namun, apa hendak dibuat, nasi sudah menjadi bubur. Ucapan si Lidah Pahit tersebut tidak dapat ditarik kembali. Dengan perasaan kesal, ia pun melampiaskan kemarahannya pada tanah garapannya.
Berkali-kali ia menghentakkan cangkulnya ke tanah, lalu membuang tanah cangkulannya ke Sungai Air Ketahun. Setelah itu, ia pun bergegas kembali ke Dusun Kutei Donok hendak melihat anaknya yang telah meninggal dunia. Sesampainya di rumah, ia mendapati anaknya benar-benar sudah tidak bernyawa lagi.
Konon, tanah-tanah yang dibuang si Lidah Pahit itu membendung aliran Sungai Air Ketahun dan akhirnya membentuk sebuah danau besar yang diberi nama Danau Tes.
BACA JUGA:Diperingati 22 Desember, Inilah Sejarah dan Makna Peringatan Hari Ibu
10. Batu Badak
Dari kisah legenda cerita rakyat sumatra bagian selatan, inilah salah satu jejak kisah si Si pahit Lidah di tanah rejang. Jejak lain kisah ini ada di desa batu belarik, bagian tanah rejang di kabupaten kepahiang.
Bisa di capai dengan mudah dari jalan raya, situs megalith ini berada di pinggir jalan, di desa Lawang agung, kecamatan Sindang Beliti Ulu. Lokasinya dinamakan tebing batu badak. Batu batu ini berada tepat di samping rumah penduduk.
Batu batu dekat batu badak yang di percaya orang rejang lembak sebagai anak anak badak yang di kutuk oleh Si Pahit Lidah. Dikisahkan bahwa si pahit lidah melewati kawasan ini dan bertemu dengan segerombolan badak sumatra, beserta anak anaknya.
Si pahit lidah bertanya arah jalan ke gerombolan badak yang menghalanginya. Karena tidak di jawab oleh Badak, Si pahit lidah marah dan berkata, “Jadilah kalian semuanya batu”. Karena kesaktianya, badak badak sumatra itu berikut anak anaknya menjadi batu.
BACA JUGA:Bersiaplah Guru dan Kepsek, Dana Besar Segera Mengalir ke Sekolah!
11. Batu Jantan
Di Kabupaten Tebo Propinsi Jambi, tepatnya Desa Sungai Landai. Ceritanya sedikit sekali, biasanya orang kampung menyebut “Batu Jantan” dan batu lainnya adalah perempuan “Batu Betino” Batu Betino tidak dapat di photo karena jaraknya jauh (1km ke utara). Menurut masyarakat setempat ini terkait dengan kisah Si Lidah Pahit.
12. Batu Berputar
Wisata batu berputar ini terletak diarel perkebunan karet rakyat tepatnya di daerah Desa Batu Raja Bungin Kec. Bunga Mayang 11 KM dari Martapura, menurut cerita rakyat setempat batu ini jatuh dari langit dan sewaktu – waktu memancarkan cahaya seperti percikan api yang disebabkan oleh perputaran dua buah batu yang berlawanan arah.
BACA JUGA:SIMAK! 2 Opsi yang Diberikan Pemerintah untuk PNS Jika Aturan Pensiun Dini Massal Diterapkan