Penutur bahasa Lembak akan semakin berkurang jika kita sebagai warga negara Indonesia tidak menghargai bahasa daerah sebagai motor penggerak bahasa nasional.
Oleh karena itu, bila hal ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin bahasa Lembak akan punah di masa yang akan datang.
Sebelum benar-benar terdaftar sebagai bahasa daerah resmi yang digunakan di pulau Sumatra.
Untuk itu, penting bagi generasi muda untuk mengetahui, asal usul daerahnya, menjaga dan mengenalkan kepada generasi lainnya.
BACA JUGA:Dikenal Dengan Slogan ‘Mati Dem Asal Ngetop’ Ini Dia Bahasa dan Suku Musi Banyuasin
Bahasa Lembak memiliki beberapa subkelompok dialek yang mayoritas tersebar di Provinsi Sumatra Selatan dan Bengkulu.
Di Provinsi Sumatera Selatan, bahasa Lembak memiliki subkelompok dialek Lembak Kayu Agung yang berada di daerah Kayu Agung dan dialek Lembak Beliti yang berada di daerah Lubuk Linggau.
Sementara di Provinsi Bengkulu, bahasa Lembak memiliki subkelompok dialek Lembak Delapan.
Informasinya, Provinsi Bengkulu adalah awal mula penggunaan bahasa Lembak.
BACA JUGA: Penting, Ini 5 Suku di Sumatera Selatan yang Kalian Wajib Tahu
Karena pada zaman dahulu terdapat satu kerajaan Sungai Serut yang bermukim di sepanjang Provinsi Bengkulu hingga Lubuk Linggau.
Masyarakat Lembak yang dikenal juga dengan Suku Lembak merupakan bagian dari masyarakat Bengkulu, yang tersebar di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara yang berbatasan dengan Kota Bengkulu, sebagian berada di Kabupaten Rejang Lebong terutama di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Sindang Kelingi, Kota Padang, dan juga berada didaerah Kabupaten Kepahiang seperti di Desa Suro Lembak.
Untuk mempertahankan eksitensi bahasa Lembak, setiap kelompok penutur memiliki ciri khas enkulturasi pola komunikasi bahasa Lembaknya masing-masing.
Sebagai salah satu contoh kelompok masyarakat suku Lembak yang masih melestarikan bahasa Lembak yakni kelompok suku Lembak masyarakat Padang Ulak Tading.
BACA JUGA:Mengenal Asal Usul Suku Semende, Salah Satu Suku Bangsa di Sumatera Selatan
Mereka melestarikan bahasa Lembak dengan cara menurunkan enkulturasi pola komunikasi melalui peribahasa.