PALEMBANG, PALPRES.COM – Jembatan Ampera menjadi ikon dan landmark yang tak terpisahkan dari Kota Palembang.
Dengan panjang mencapai 1.177 meter dan lebar 22 meter, jembatan megah ini membentang di atas Sungai Musi, menghubungkan Kota Palembang bagian Ilir dan Ulu.
Namun, yang membuat Jembatan Ampera begitu istimewa adalah sejarahnya yang unik.
Dulu, bagian tengah Jembatan Ampera memiliki mekanisme yang memungkinkannya untuk dinaik-turunkan saat ada kapal besar yang melintas di bawahnya.
BACA JUGA:Masih Menyimpan Koin Kuno Rp100 Rumah Gadang, Tukar ke Sini Bisa Dapat Cuan Jutaan
Fitur pada jembatan yang sangat canggih pada zamannya itu, menambah nilai historis jembatan ini.
Meskipun saat ini mekanisme tersebut tidak lagi berfungsi, keputusan untuk menjadikannya tetap terangkat dipengaruhi oleh pertimbangan lalu lintas yang padat dan keamanan yang lebih baik.
Dengan memiliki kecepatan kurang lebih 10 meter per menit, total waktu yang dibutuhkan untuk dapat mengangkat semua bagian tengah jembatan yaitu 30 menit.
Jadi bisa dibayangkan, betapa macetnya jalanan Kota Palembang jika saat ini bagian tengah Jembatan Ampera masih difungsikan untuk naik turun.
BACA JUGA:GAK SAMPAI RP800 RIBU SEBULAN, 5 Daerah dengan Biaya Hidup Termurah di Jawa Timur
Jembatan Ampera terkenal memiliki warna merah yang menyala.
Akan tetapi sebelumnya sudah mengalami tiga kali pergantian warna.
Saat pertama kali dibangun, Jembatan Ampera dicat dengan warna abu-abu.
Lalu diganti dengan warna kuning pada 1992, kemudian terakhir diganti lagi dengan cat berwarna merah pada 2002 hingga sekarang.
BACA JUGA:Resmi Mengaspal di Indonesia, Harga Jualnya Nyaris Setengah Miliar, Motor Apa Ya?