Kisah Muhammad Al-Fatih, Penakluk Konstantinopel yang Jago Strategi Perang Urat Syaraf

Senin 17-07-2023,05:50 WIB
Reporter : Hendra Djamal
Editor : Sulis Utomo

JAKARTA, PALPRES.COM - Penaklukan Kota Konstantinopel yang dilakukan pasukan Utsmani di bawah pimpinan Muhammad Al-Fatih yang terjadi pada 6 April 1453 Masehi, sangat dikenal masyarakat dunia hingga saat ini guys. 

Apalagi kala itu, Konstantinopel kala itu merupakan kota yang  sangat terkenal pada Abad Pertengahan guys. 

Mulai dari 324 Masehi hingga awal abad ke-15 Masehi, Konstantinopel menjadi ibukota dari Byzantium Romawi Timur. 

Ditaklukkanya Kota Konstantinopel guys, karena Dinasti Utsmani ingin menguasai kegiatan perdagangan internasional di kawasan Konstantinopel.

BACA JUGA:Cek ATM Sekarang, Saldo PKH Tahap 3 Juli-September Masuk Rekening KPM Wilayah Ini

Selain itu, Muhammad Al-Fatih ingin meruntuhkan dominasi Byzantium Romawi Timur di kawasan Timur Tengah serta menambah kekuatan pengaruh Islam di dunia Internasional.

Siapakah sebenarnya Muhammad Al-Fatih atau Sultan Mehmed II? 

Seperti dikutip alfatihmakassar.sch.id, beliau adalah Putra dari Sultan Murad II dan Huma Valide Hatun. 

Tahukah kamu guys? 

BACA JUGA:Fantastis! Polri Beli Pistol Pelontar Lada, Anggarannya Rp49,8 Miliar

Saat ia menjadi Sultan, usianya masih sangat muda yakni 21 tahun. 

Sebelum menjadi Sultan guys, Muhammad Al-Fatih  terlebih dahulu menjadi Gubernur Amasya. 

Hal itu merupakan bagian dari persiapan untuk menjadikannya Sultan menggantikan ayahnya, Sultan Murad II. 

Hebatnya lagi guys, ia menjadi Sultan Turki Ottoman menggantikan ayahnya di usia yang sangat belia yakni 12 tahun. 

BACA JUGA:Bumil Wajib Tau! 25 Nama Sahabat Nabi dan Artinya yang Cocok Untuk Nama Anak Anda

Kategori :