Tak hanya itu, jumlahnya pun haruslah genap 44 yang diletakkan di tengah tempat penyajian yang dikelilingi oleh serabi biasa.
Bedanya dengan serabi biasa adalah jika serabi biasa olahannya langsung disiram oleh kuah santan, sedangkan serabi 44 tidak.
Selain serabi, makanan ringan lainnya yang menemani yaitu pisang goreng, kerupuk, kelicuk, gunjing, dan kecepol (roti goreng)
Tradisi Sedekah Serabi ternyata sudah dilakukan secara turun-temurun, bahkan sebelum Suku Lintang memeluk Islam.
Dahulu, Sedekah Serabi berisikan ritual memakai kemenyan guna memanggil arwah leluhur.
Akan tetapi sekarang kenduri ini hanya berisikan serangkaian acara doa bersama yang biasanya digelar pada malam Jumat.
Sedekah Serabi sudah diakui eksistensinya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTb) ada tahun 2021 lalu.
Semakin bergersernya zaman, kini Sedekah Serabi sudah jarang ditemui di Empat Lawang.
Untuk melestarikan tradisi positif ini, Pemerintahan Kabupaten Empat Lawang banyak mengadakan event yang memasukkan Sedekah Serabi di dalamnya.
Seperti pada acara besar Festival Sedekah Serabi 2019 lalu.
Oleh karena itu, sebagai penerus kita harus melestarikan tradisini ini agar tetap lestari hingga ke anak cucu kita nanti dan tidak tergerus oleh zaman.*